BANYUWANGI, (RadarJatim.id) – Warga pinggir hutan Alas Purwo kedatangan Calon Wakil Bupati Banyuwangi Ali Ruchi.
Warga yang menempat di Dusun Kutorejo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo itu butuh pencerahan desus perubahan untuk Banyuwangi ke depan.
Momennya pas, bersamaan pelaksanaan kampanye bagi pasangan calon bupati dan calon wakil bupati di Pilkada Banyuwangi 2024. Ada sejumlah hal yang menjadi pokok atensi warga ke Ali Ruchi.
Di antaranya, masalah ketersediaan pupuk bagi petani, pembangunan desa, kesejahteraan ekonomi, peningkatan mutu pendidikan dan kemaslahatan umat beragama. Namun, paling utama bagi mereka yakni mencari calon pengganti pemimpin Banyuwangi yang tepat.
Satu persatu, pertanyaan maupun pernyataan dijawab oleh alumni ITS Surabaya ini. Misal permasalahan pupuk.
Ali Ruchi menjawab dengan gamblang dan gampang ala memberikan materi di kampus. Bahkan, jawaban itu bisa mudah dimengerti oleh warga pelosok desa yang notabene jauh dari sentuhan kemewahan pendidikan maupun hingar bingar kota.
“Masalah pupuk itu gampang. Kami punya program, selain petani itu mudah mendapatkannya, sistemnya juga kita perbaiki. Misal, akan kita atur pendistribusian pupuk tiap desa melalui distributor setiap kecamatan. Jadi, nanti kita buat setiap kecamatan ada distributor, 25 jumlahnya,” jelasnya.
Ali Ruchi menilai, saat ini cukup rumit karena pintu distribusi pupuk hanya dimiliki oleh distributor tertentu. Jenis tanaman dan luas lahan masih menjadi perhatian untuk petani bisa mendapatkan pupuk.
“Jadi arahnya nanti jelas, siapa dan untuk apa. Kalau ini jalan jangan khawatir petani di desa kesulitan pupuk, khususnya pupuk bersubsidi,” terangnya.
Terus terkait pembangunan desa. Ali Ruchi juga menawarkan program menarik yang membuat warga desa di pintu masuk Alas Purwo ini termangu.
“Ada program yang di mana jika nanti kami, Ali Makki dan Ali Ruchi jadi bupati itu akan ada pembangunan daerah berbasis potensi desa. Sehingga program ini kalau dijalankan, InsyaAllah warga desa bisa sejahtera dan berdikari di desanya sendiri,” katanya.
Masalah kesejahteraan ekonomi bagi warga desa juga demikian. Ali Ruchi memberikan kuliah singkat kepada mereka.
“Banyak program yang nantinya jika dijalankan ini akan memberi dampak berarti bagi warga desa. Misalnya, melalui pembangunan daerah berbasis potensi desa tadi. Ada juga, stimulus bagi ibu-ibu dengan lapangan kerja sampingan yang bekerjasama dengan UMKM lebih besar. Banyak pilihan, dan ini jadi program. Sehingga jika nanti jadi harus kami dilaksanakan,” sebutnya.
Peningkatan mutu pendidikan di desa. Pendidikan dalam hal ini tidak melulu soal yang umum dan formal. Tapi juga menyangkut pendidikan berbasis agama masing-masing warga.
“Kita gratiskan semua listrik tempat ibadah, insentif guru ngaji bagi umat Islam juga naik, termasuk guru umat agama lain. Satu lagi, ada honor khusus bagi modin kematian dari masing-masing penganut agama. Ada juga insentif RT juga naik,” ucap Ali Ruchi kepada Gunawan salah seorang Modin umat Hindu di desa setempat.
Dari semua materi kuliah di atas, hampir semua mengena di hati dan benak pikiran para warga. Baru kali ini, ada calon pemimpin yang memaparkan program secara detail dan konkret.
“Pada intinya begini, dari semua yang kami sampaikan adalah sudah saatnya bupati ganti. ‘Wayahe ganti bupati’,” ujar Ali Ruchi.
Sementara itu Tukul salah seorang warga setempat mengaku, keinginan dan harapan warga bukan sekedar janji. Bahkan, secara gamblang tak banyak yang mereka minta.
“Kami hanya ingin komitmen yang dibangun njenengan dengan kami dapat terlaksana, terkabul hajatnya menjadi pemimpin Banyuwangi, melakukan perubahan dan melaksanakan semua program yang kami menilai semuanya baik,” ujar pentolan muda umat Hindu ini.
Sedangkan Gunawan salah seorang Mudin Umat Hindu awalnya sempat tercengang dengan program calon wakil bupati Banyuwangi ini. Menurutnya, program yang masuk akal dan memberikan dampak kemaslahatan umat beragama.
“Kami titip jaga kerukunan, guyub semua. Di sini bisa dikatakan dusun yang Bhineka Tunggal Ika karena hampir semua umat beragama itu ada. Mulai Hindu, Islam berbagai versi, Kristen dan Budha juga ada. Yang jelas kami siap, kapanpun menjadi garansi untuk menjaga komitmen,” terangnya.
Terakhir, Ali Ruchi juga sempat ‘rewang’ ke salah seorang warga yang membuat hajatan. Mantan Sekretaris Dishub Banyuwangi itu juga menyempatkan untuk merasakan keguyuban warga saat mengaduk dodol alias jenang.
“Bentuk kerukunan itu yang harus dijaga. Nggak banyak warga saat ini yang masih memegang teguh prinsip gotong royong. Kalau ini bisa dijaga maka bakal menjadi kekuatan besar persatuan,” pungkasnya. (Rj10). ***