GRESIK (RadarJatim.id) –Kondisi perekonomian keluarga yang pas-pasan dan semengat belajar yang membara untuk bisa meneruskan ke jenjang pendidikan di bangku perkluliahan, membuat remaja ini harus rela sekolah sambil bekerja.
Sebagai putra sulung dengan 2 adik, siswa kelas XII SMA Muhammadiyah 4 (SMAM 4) Sidayu, Gresik, Jawa Timur ini sadar, kebutuhan keluarga terus meningkat, seiring dengan bertumbuhnya dirinya dan kedua adiknya. Apalagi, remaja yang gemar olah raga bela diri silat ini bertekad ingin mengenyam pendidikan di perguruan tinggi selepas SMA yang sudah di depan mata, karena saat ini cuma menunggu kelulusan saja.
Itulah sosok Izzat Izzuddin, remaja yang menapaki jalan hidupnya bersekolah sambil bekerja untuk membantu meringankan beban hidup kedua orang tuanya. Remaja yang sempat melatih silat dari perguruan Tapak Suci di sejumlah sekolah di jenjang MI/SD hingga SMA ini harus rela melakoninya untuk mewujudkan cita-citanya.
Maklum, remaja kelahiran Gresik, 11 Agustus 2005 asal Desa Banyutengah, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik ini tak seberuntung teman-temannya dari aspek ekonomi. Ibunya, Izzatun Nafsi sehari-hari adalah ibu rumah tangga dan pedagang ikan. Sementara ayahnya, Hasanuddin, bekerja sebagai pengangkut sampah keliling di desanya.
Ia harus rela bekerja sebagai pelatih silat di sejumlah sekolah untuk membantu menopang kebutuhan keluarga, terutama kedua adiknya yang masih kelas 5 MI (setingkat SD) dan satu lagi masih balita. Kini, Izzan, panggilan akrabnya, bekerja di Kafe BBC pada bagian permainan.
Di sekolah, Izzan dikenal sebagai siswa yang rajin, pendiam, dan penurut. Dia juga berprestasi dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah, yaitu Tapak Suci. Kemampuannya dalam bela diri ini membuatnya dia dipercayha untuk menjadi pelatih para siswa dari jenjang MI, MTS, dan SMA di Banyutengah dan Pantenan, Kecamatan PAnceng, Gresik.
Profesi sebagai pelatih silat ia jalani sebelum akhirnya berhenti karena tuntutan ekonomi. Ia pun memilih bekerja kafe BBC selepas pulang sekolah, hingga kini. Lokasi kerjanya di jalan menuju TPI Desa Campurejo, Panceng Gresik.
Sebenarnya, pada 2022 lalu, tepatnya bulan Juni dia sudah bekerja selama 4 bulan. Saat itu dia masih duduk di kelas XI awal. Kemudian dengan berat hati dia berhenti bekerja karena sekolah menerapkan fullday school. Dia tidak bisa membagi waktu antara sekolah dengan bekerja, jika tetap bekerja, harus pulang larut malam.
H. Mujib, pimpinan kafe BBC mengatakan, waktu itu pihaknya memberikan kelonggaran kepada Izzan untuk tidak bekerja dan fokus dulu dengan sekolahnya. Tetapi, Mujib siap menerimanya kembali jika sewaktu-waktu ingin bekerja kembali.
“Dengan senang hati, kami siap menerimanya kembali kapan pun, asal benar-benar tidak menggantu waktu sekolahnya. Dia harus fokus sekolah sampai lulus,” ujar Mujib.
Akhirnya, di tahun 2023 ini Izzan mulai bekerja kembali di kafe BBC, tepatnya di pertengahan Ramadan bulan lalu hingga sekarang. Ini ditempuhnya karena saat ini tinggal menunggu informasi kelulusan saja.
Jadwal kerjanya, Senin – Jumat, pukul 14.00 – 22.00 WIB. Sementara untuk Sabtu dan Minggu, waktu kerjanya dimulai pukul 12.00 hingga 22.00 WIB. Sementara ini, masih dalam kondisi liburan hari raya atau lebaran, sehingga sangat ramai. Dia harus pulang kerja pukul 23.00 WIB.
Tentang pendapatan (income)-nya, ketika masih menjadi pelatih Tapak Suci tidak menentu. Dia biasanya mendapat honor Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu per bulan. Dia ikhlas menjalaninya, sebab, selain untuk olah raga, Tapak Suci lebih untuk menyalurkan hobi, bukan pekerjaan utama. Sementara gaji yang diperoleh dari BBC saat ini, per bulan Rp 1 juta.
Menurut Izzan, dia rela melakukan semua itu dalam rangka membantu perekonomian orang tua yang berasal dari keluarga kurang mampu. Selain itu, dia bekerja buat biaya sekolah, karena sebentar lagi mau lulus SMA dan untuk persiapan kuliah.
“Saya jalani ini semua dengan iklhas, demi membantu keluarga dan untuk mewujudkan cita-cita saya,” ujarnya. (*)
Penulis: Chilmiyati, guru SMAM 4 Sidayu, Gresik.