GRESIK (RadarJatim.id) — Kabupaten Gresik, Jawa Timur kini memiliki mesin canggih pengolah sampah plastik. Mesin bernama Refused Derived Fuel (RDF) ini merupakan teknologi pengolahan sampah melalui proses homogenizers menjadi ukuran lebih kecil.
Luar biasanya, hasilnya akan menjadi sumber energi bahan bakar alternatif. Bahan bakar alternatif yang dihasilkan mesin RDF ini berupa briket, yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar industri atau industri rumahan.
Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani bersama para OPD, camat, dan lurah di Kecamatan Kebomas, Manyar, dan Gresik meluncurkan mesin RDF di TPA Ngipik, Selasa (6/6/2023) yang juga dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Dalam peluncuran tersebut, Gus Yani sapaan akrab Bupati Gresik itu mengatakan, pengolahan sampah akan menjadi prioritas utama yang akan diselesaikan hingga 2024. Untuk itu, perlu adanya gebrakan dalam menangani gunung sampah di Gresik. Hasilnya, mesin RDF dipilih untuk menjadi senjata utama dalam pengolahan sampah.
“Di momen Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik mampu tampil apik dalam menangani sampah dengan cara diolah secara modern. Ini menjadi sebuah langkah awal dalam penanganan sampah, karena sampah di Gresik sejak zaman kemerdekaan hanya di tumpuk saja,” ungkap Gus Yani.
Mesin RDF ini telah dioperasikan sejak April lalu sebagai uji coba sebelum diresmikan. Hal ini dilakukan untuk mengukur kemampuan mesin tersebut dalam mengolah sampah. Hasilnya, mesin RDF dapat mengolah sampah sebanyak 2,5 ton per jam, dan menghasilkan briket 100 kg per jam.
Tidak berhenti di situ, briket yang telah jadi langsung diujicobakan di beberapa UMKM. Di antaranya, di UMKM yang ada di Kecamatan Menganti.
Gus Yani menambahkan, partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan. Untuk itu, DLH Gresik telah membagikan 30 kontainer box sampah di beberapa desa dan kelurahan. Harapannya, ini akan menjadi langkah awal dalam menciptakan disiplin membuang sampah pada tempatnya dimulai dari tingkat desa.
“Maka nanti sampah yang sudah dikumpulkan di TPS akan mudah diangkut ke TPA. Sehingga bisa cepat dipilah dan diproses sehingga tercipta integrasi antara desa dan DLH,” ujarnya.
Dalam agenda ini, di antaranya hadir Kepala DLH Gresik Sri Subaidah, Kepala Dinas PMD Abu Hasan, Kepala Dinas Sosial Ummi Khoiroh, Kepala Dinas Kesehatan Mukhibatul Khusnah, Kepala Diskoperindag Malahatul Fardah, Camat Gresik, Lurah Kecamatan Kebomas, Manyar, Gresik, para pelaku UMKM sekitar, Vice President PT Petrokimia Gresik, perwakilan PT Freeport, Asosiasi Bank Sampah Indonesia (Asobsi), juga REI Gresik. (sto)