GRESIK (RadarJatim.id) — Mencermati pelaksanaan pemilu yang berlangsung sebelumnya, sejumlah elemen masyarakat di kota Gresik sepakat menggelar sosialisasi pemilu damai yang dijadwalkan berlangsung pada 14 Februari 2024.
Sejumlah elemen masyarakat yang menggelar sosialisasi pemilu damai itu, sekaligus menorehkan pesan damai dalam media khusus yang disiapkan oleh panitia. Adapun lembaga atau elemen masyarakat yang menggelar sosialisasi pemilu damai, di antaranya Formagam, GusDurian, Pattiro, Asopsi, KPG, Fatayat NU, IPNU, IPPNU, Sampul Belajar Giri, dan beberapa kelompok masyarakat lainnya.
Komisioner Bawaslu Kabupaten Gresik, Habibur Rohman, dalam kesempatan itu mengajak seluruh warga Kabupaten Gresik, terutama yang hadir dalam car free day di Jl. Jaksa Agung Suprapto itu untuk menggunakan hak pilih mereka pada pemilu.
“Kalau Bapak dan atau Ibu didatangi seseorang, baik calon legislatif atau tim pemenangan untuk memilih calon tertentu dengan imbalan sejumlah rupiah, jangan sampai diterima. Sebab, nanti kalau calon ini menjabat pastilah yang lebih diutamakan adalah mengembalikan modal, barulah memikirkan aspirasi rakyat, itupun kalau sempat dan ingat,” pesan Habib, Minggu (4/2/2024).
Sementara Ketua KPU Kabupaten Gresik, yang diwakilkan anggota kepada PPK Kebomas, Ali Sugiarto, dalam paparannya berharap agar dalam keluarga, jangan ada keretakan gara-gara beda dukungan atau pilihan. Demikian juga di antara anggota masyarakat, misalnya tetangga, saudara atau sahabat.
“Beda pilihan atau dukungan dalam satu keluarga atau masyarakat adalah hal biasa. Jangan sampai ada keretakan gara-gara beda pilihan politik. Dalam pemilu sebelumnya, ada yang suami istri sampai cerai, ada juga antara menantu dan mertua yang sampai tidak saling menyapa. Hal yang demikian jangan sampai terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Gresik,” ujar Ali Sugiarto.
Seusai sesi paparan, sosialisasi pemilu damai dilanjutkan simulasi dengan menunjukkan kertas suara, baik untuk kertas untuk calon presiden dan wakil presiden, DPD, DPR RI, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten, termasuk coblosan yang dianggap sah dan coblosan salah yang membuat suara tidak sah.
Di akhir acara, disampaikan pindah pemilih masih diperkenankan bagi pekerja dan warga yang sakit.
Perwakilan lembaga atau ormas yang hadir lalu menuliskan pesan pemilu damai di kain putih yang sudah disiapkan panitia. (sto)