KEDIRI (RadarJatim.id) — Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri, Jawa Timur menargetkan nol kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di wilayahnya. Hal itu sebagai upaya memastikan ketersediaan hewan kurban yang sehat dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Plt. Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri, melalui Kabid Keswan, Yuni Ismawati, menyampaikan, target tersebut diambil dari situasi kasus PMK yang saat ini tercatat nihil di Kabupaten Kediri.
Bahkan dengan nihilnya catatan yang ada, sejumlah kegiatan transaksi di pasar hewan sudah dilakukan kembali. Berdasarkan grafik terakhir kali pada 9 April 2025, penyebaran PMK berjumlah 1.144 kasus dengan rincian 37 ekor sapi mati, 5 dipotong paksa, dan sisanya 1.102 dinyatakan sembuh.
“Sampai sekarang belum kita update lagi, karena tidak ada laporan kasus masuk setelah itu,” kata Yuni, Kamis (8/5/2025).
Untuk memastikan keberadaan hewan sehat nihil kasus menjelang Idul Adha, tim kesehatan hewan tengah menggencarkan vaksinasi PMK. Terbaru ini, DKPP Kabupaten Kediri juga telah melakukan pengadaan sebanyak 20.000 dosis vaksinasi dari pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pertanian RI.
Sedangkan untuk pengadaan di Kabupaten Kediri, DKPP mengajukan sebanyak 50.000 dosis vaksinasi yang saat ini masih dalam proses. Pengadaan ini nantinya akan ditujukan kepada semua populasi hewan yang dirasa bisa terjangkit PMK.
“Kemarin sedikit ada revisi terkait proses pengadaan, karena harus melalui e-katalog, sementara e-katalog harga cukup tinggi. Untungnya ada yang langsung ke produsen, sehingga harga relatif lebih ekonomis tapi kualitasnya juga bagus,” ungkapnya.
Secara terpisah, Plt Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih, menambahkan, bahwa ribuan dosis vaksin itu sudah terealisasi, dan secepatnya didistribusikan kepada hewan ternak.
“Data-data ternak yang belum tervaksin itu sudah kami siapkan, sehingga begitu vaksin ada, tinggal pelaksanaan vaksinasinya. Jadi ya harapannya, segera terealisasi saja,” ujar Tutik. (rul)