PANDAAN (RadarJatim.id) – Karena kemajuan teknologi yang pesat, menciptakan kesenjangan antara orang tua dengan anak, antara wali murid dengan siswanya. Oleh karena itu harus ada upaya untuk mendekatkan kesenjangan dan upaya menjembatani agar diperoleh kemanfaatan yang optimal.
“Generasi zaman now langsung mengalami kemajuan teknologi canggih. Begitu mereka lahir langsung mengenal teknologi, sehingga cara berpikirnya sangat jauh berbeda dengan generasi orang tuanya,” ujar Dr. Hj. Umi Dayati, M.Pd. dalam acara Parenting Motivasi dan Doa Bersama, di Sekolah Inovatif SD Maarif Jogosari, Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan, Rabu (19/2) siang. Acara dihadiri oleh seluruh siswa kelas VI beserta 123 wali murid.
Menurutnya, harus ada upaya orang tua untuk mengenali cara berpikir anaknya, sehingga dapat membangun komunikasi yang baik dan lancar dengan anak-anak zaman sekarang.
Dalam forum tersebut dosen Universitas Negeri Malang Prodi Pendidikan Luar Sekolah itu menjelaskan bahwa gaya belajar setiap anak berbeda-beda. Dengan mengenali gaya belajar tersebut maka akan dapat akan diterapkan metode yang tepat untuk setiap anak. Ada anak yang gaya belajarnya suka mendengar ketimbang membaca, berarti dia bergaya auditori. Jika anak suka membaca atau menyaksikan gambar berarti gaya belajarnya visual.
Kemudian Dr. Umi memberi sedikit spill cara praktis mengenali gaya belajar anak melalui tes tepuk tangan dan menyatukan kedua telapak secara spontan. Peserta parenting pun diminta untuk mencoba. “Sekarang perhatikan, jari-jari Anda. Jika jempol kiri ada di atas jempol kanan, itu berarti gaya belajarnya auditori. Sebaliknya, jika jempol kanan posisinya di atas, maka gaya belajarnya visual,” ujarnya.
Terkait dengan pesatnya perkembangan sekolah inovatif yang berlokasi di Jl. Sedap Malam ini, Dr. Hj. Umi Dayati, memberikan apresiasi positif. “Saya membersamai SD Maarif Jogosari ini lebih dari lima tahun. Saya menjadi saksi, melihat perkembangannya yang luar biasa. Baik dari sarana prasarana fisiknya, guru-gurunya, pembinaan akhlaknya, maupun keterlibatan wali muridnya. Hebat,” ujarnya.
Sesuai dengan judul acaranya, selain parenting pertemuan tersebut juga diisi dengan membaca istigasah dan tahlil bersama. Tujuannya tidak lain adalah agar siswa kelas VI diberi kemudahan dalam mengerjakan soal-soal ujian yang akan dihadapi, serta dapat melanjutkan studi sesuai dengan yang dicita-citakan setiap siswa.
“Kegiatan seperti ini memang rutin kami adakan setiap tahun. Karena kami meyakini bahwa untuk mengoptimalkan hasil pendidikan, sekolah tidak bisa bekerja sendirian. Kami butuh supporting wali murid sekaligus dukungan doa untuk buah hati mereka,” ujar Kepala SD Maarif Jogosari, Dra. Hj. Nurul Khusnaini, M.Pd. seusai acara. (rio)