TULUNGAGUNG (RadarJatim.id) — Setelah berhasil melaksanakan program Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor (MDS RA), Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PAC GP Ansor) Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur, me-launching kajian “Tadarus Ansor”, Selasa (13/8/2024) malam.
Kegiatan yang digelar di halaman Kantor MWC NU Boyolangu itu berlangsung penuh keakbraban dengan tampilan akuistik sebagai pembuka kegiatan. Dengan mengambil tema “79 Tahun Indonesia Merdeka, Sudahkah Ansor-Banser Merdeka?”, kegiatan menjadi lebih sakral karena disertai tampilan puisi sebagai penggunggah semangat dalam berorganisasi.
Hadir dalam kegiatan tersebut, seluruh Pengurus Harian PAC GP Ansor Boyolangu, Pimpinan Ranting Ansor se-Kecamatan Boyolangu, Alumni PKD, serta seluruh anggota Ansor dan Banser se-Kecamatan Boyolangu. Selain itu, juga hadir dua Pengurus Cabang GP Ansor Kabupaten Tulungagung, Eko Wijianto selaku Komandan Banser Tulungagung dan Muhammad Yusuf selaku Pengurus Lembaga Kajian dan Riset PC GP Ansor Tulungagung.
Muhammad Taslimurrofiq, Ketua Ansor Boyolangu dalam prolog sambutannya menyampaikan, selain pentingnya sebagai kader Ansor Banser merasa bangga sebagai pewaris dan penerus para ulama, juga menyarankan kader Ansor Banser ber-horiqoh untuk mengetahui “jalan pulang” dan memahami mana yang benar untuk diperjuangkan.
“Seorang kader Ansor Banser harus kandel kulit (tebal kulit), kuat dalam berbagai hal, termasuk mandiri dalam hal mental, spiritual, kepribadian maupun kemandirian dalam ekonomi. Sehingga jangan sampai keaktifan dalam berorganisasi berpengaruh buruk dalam kehidupan berkeluarga, karena kemandirian ekonomi menjadi terganggu,” tegas Taslim.
Sementara Muhammad Yusuf, penyaji pertama dalam kajian Tadarus Ansor menyinggung kiprah Ansor Banser sejak awal berdiri, masa kemerdekaan hingga masa reformasi. Dijelaskan, meskipun Ansor Banser pada masanya pernah dihilangkan kiprah perjuangannya dalam masa kemerdekaan, tetapi tidak mengurangi semangat juang untuk terus menjadi bagian dari penjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Dibukanya kran demokrasi setelah reformasi membuat tantangan yang dihadapi semakin beragam. Dengan banyaknya tantangan yang ada, Ansor Banser dituntut harus siap secara matang untuk menghadapi Indonesia emas 2045,” tandas Yusuf. (mal)