GRESIK (RadarJatim.id) — Ibadah kurban merupakan napak tilas pengalaman keagamaan Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail. Demi taatnya kepada Allah SWT, Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan anaknya, Ismail untuk disembelih.
Padahal, Nabi Ismail terlahir di dunia lantaran ikhtiar dan doa Nabi Ibrahim dalam waktu cukup lama dan kondisinya yang telah lanjut usia. Ketika ikhtiar dan panjatan doa untuk memiliki anak dikabulkan, lewat proses kelahiran istrinya, Siti Hajar, dalam waktu tak terlalu lama Allah justru memerintahkan untuk menyembelih putra semata wayangnya.
Hal itu disampaikan Prof Dr Abd. Rachman Assegaf, MAg, dalam ceramah Idul Adha 1443 H/2022 saat menjadi khotib di Masjid Agung Maulana Malik Ibrahim Gresik, Minggu (10/7/2022) pagi.
“Oleh karena itu, patut kiranya kita meneladani ketaatan dan kerelaan berkurban mereka dalam realitas kehidupan kita saat ini,” ujar guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya ini.
Bahkan, tambah Abd. Rachman, ibadah kurban merupakan rangkaian sejarah panjang dari sejak manusia berada di bumi, yakni Nabi Adam dan anak-anaknya. Dari sejarah itu, berkurban hakikatnya adalah bukti ketaatan dan taqorrub seorang hamba kepada Tuhannya.
Menurut catatan sejarah dari berbagai referensi yang ada, putra Nabi Adam: Habil, Qabil, Ikrimah, dan Labuda, merupakan peletak dasar atau awal pelaksanaan kurban. Kemudian, diteruskan syariatnya oleh Nabi Muhammad SAW hingga umatnya saat ini.
Lebih dari 1.000 jamaah mengikuti Masjid Agung Malik Ibrahim di Jl. Wahidin Sudirohusodo itu. Ruang utama masjid di kantai 2 tak mampu menampung banyaknya jamaah, sehingga meluber ke lantai 3. Bahkan, sebagian lainnya menempati serambi lantai 1.
Selain sholat Ied, Hari Raya Idul Adha di Masjid Agung Maulana Ibrahim Gresik ini juga melaksanakan penyembelihan hewan korban. Menurut Ketua Takmir Ahmad Misbahul Abidin, tahun ini panitia berhasil menyembelih 11 ekor sapi dan 7 kambing. Dari 11 ekor sapi itu, seekor di antaranya sumbangan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. (sto)