SIDOARJO (Radarjatim.id) Proses pembelajaran di MI Al Abror Kauman Sidoarjo setelah mendapatkan pendampingan dari INOVASI (Inovasi Untuk Anak Sekolah Indonesia) kerja bareng Unair Surabaya, banyak sekali perubahannya. Dalam penerapan Profil Pejalar Pancasila juga berhasil mewujudkan kedisilinan Lisa Bunga (Lihat Sampah Ambil Buang Ditempatnya) dan kedisipilinan kegiatan sekolah.
Kepala MI Al Abror Kauman Sidoarjo, Aulia Rahmayanti, S.Pd mengaku setelah mendapatkan pendampingan dari INOVASI di sekolahnya banyak sekali perubahan-perubahannya. Terutama untuk siswa dalam hal disiplin dan hidup bersih. Begitu juga untuk guru-gurunya sudah banyak yang lebih disiplin lagi.
“Sekolah kami masuknya jam 07.00 wib diawali dengan pembiasaan baca surat yasin setiap hari, baca doa sehari-hari, kemudian kegiatan BTQ (Baca Tulis Quran). Setelah itu pembelajaran KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) seperti biasanya,” jelasnya (25/4/2022) tadi pagi.
Ia katakan, sebelumnya ketika ada siswa yang terlambat masuk, kita masih belum ada konsekwensi yang diberikan kepada mereka. Namun setelah ada INOVASI kami mendapatkan ilmu baru bagaimana cara menerapkan konsekwensi untuk anak-anak, dan kami sebelumnya juga diskusikan dengan teman-teman guru bagaimana seharusnya ketika ada siswa yang terlambat, siswa yang belum disiplin, apa yang seharusnya kita lakukan. “Kita langsung bekerjasama dengan orang tua, dan Alhamdulillah sedikit demi sedikti bisa melakukan perubahan,” ungkap Bu Aulia_sapaan sehari-harinya.
Perbedaann sebelum dan sesudah mendapatkan pendampingan dari INOVASI ? Menurutnya, dulu sudah ada program disiplin akan tetapi belum tertulis, masih belum ada SOP (Standar Operasional Prosedur) yang dimunculkan untuk anak-anak kami. “Ketika ada SOP itu kita baru tahu, kalau ada anak seperti ini, seharus dilakukan seperti apa ? Dan hal-hal seperti itu terus berjalan ada kelanjutannya, sekarang bahkan sudah bisa berjalan dengan sendirinya,” terangnya.
Disamping itu, kami juga menerapkan program ‘Lisa Bunga’ kalau ada sampah, anak-anak sudah membudaya dengan sendirinya. “Harapannya tidak hanya di sekolah saja, tapi juga di rumah, atau bisa dimana saja. Karena ini masih anak-anak, kita para guru masih sering mengontrolnya,” pungkas Aulia Rahmayanti.(mad)