SIDOARJO (RadarJatim.id) Ir H Bambang Haryo Soekartono (BHS), Ketua Harian Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Jawa Timur meminta agar perlintasan kereta api sebidang yang tak berpalang pintu mendapat perhatian serius. Tujuannya agar perlintasan tak berpalang pintu dan hanya dijaga oleh sukarelawan tersebut tidak memicu terjadinya kecelakaan antara kereta api dengan pengendara.
Pihaknya menyampaikan turut berduka dan berbelasungkawa atas kejadian kecelakaan yang mengakibatkan salah satu warga meninggal akibat tidak adanya palang pintu. Hal itu disampaikan saat anggota DPR RI periode 2014-2019 ini meninjau perlintasan sebidang kereta api tak berpalang yang sempat terjadi laka dan memakan korban jiwa di Desa Tawangsari, Taman pada Senin (13/11/2022).
“Saya melihat langsung kondisi tempat terjadinya kecelakaan, saya ikut prihatin dan ikut berduka kepada keluarga korban, semoga korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah dan khusnul hotimah. Terus saya pikir ini perlu dievaluasi jangan lagi terjadi kecelakaan seperti ini,” kata Ir H Bambang Haryo Soekartono.
Lintas sebidang KA yang ada di Sidoarjo ada 78 lintas. Dari 78 itu, 50 lintas tidak berpalang pintu. Agar tidak terjadi kecelakan, pihaknya menilai perlu evaluasi oleh Pemerintah Kabupaten Sidoarjo segera menyelesaikan 50 lintas sebidang agar diberikan palang pintu agar tak lagi terjadi laka yang memakan korban jiwa.
“Early warning sistem wajib pemerintah kabupaten melengkapi. Dilintas sebidang juga jalan jalannya harus diperbaiki sehingga (pengendara,Red) tidak ada hambatan, pada saat lewat sebidang takut nyangkrok dan sebagianya akhirnya pelan, begitu ada kereta api bisa terjadi induksi, ” tambah Bambang Haryo Soekartono.
Anggota Dewan Pakar DPP Partai Gerindra ini menyampaikan bahwa pentingnya early warning sistem untuk memperingatkan pengendara jika ada kereta api yang melintas. Jarak antara kereta api dan kendaraan yang melintas minimal sudah diperingatkan sejauh 600 meter lebih.
Sementara itu, Kepala Stasiun Kereta Api Sepanjang Arif Fajar menyampaikan bahwa Kereta Api Indonesia (KAI) daop 8 khususnya terus memberikan edukasi dan sosialisasi terkait antisipasi kecelakaan di perlintasan kereta terhadap masyarakat.
“Kami juga memasang rambu-rambu peringatan. Kami tidak bisa sendiri perlu kesadaran masyarakat juga untuk mentaati rambu-rambu yang ada apalagi di perlintasan yang tidak berpalang pintu,” katanya.
Apresiasi Sukarelawan Wanita Paruh Baya dan Beri Bingkisan Sembako
BHS, yang juga Founder BHS peduli ini mengapresiasi dua wanita paruh baya yang secara surelawan menjaga perlintasan kereta api tak berpalang di Desa Tawangsari. Dikatakan, mereka turut menyelamatkan jutaan nyawa yang melintasi perlintasan tak berpalang pintu.
“Beliau-beliau ini sangat hebat. Pemahaman nya terkait penjagaan perlintasan kereta api yang tak berpalang sangat bagus. Mereka ini pahlawan publik yang harus diapresiasi,” terangnya.
Pihaknya juga memberikan bantuan paket sembako untuk dua wanita tersebut dan tiga rekannya yang berjaga malam hari.
Sementara itu, penjaga perlintasan KA tak berpalang pintu, Ibu Anik Farida, warga RT 10 RW 2 Selatan K Tawangsari berterima kasih atas kepedulian Bapak Ir Bambang Haryo Soekartono.
“Terima kasih bapak atas perhatiannya kepada kami. Kami memang secara sukarela tidak dibayar, hanya mengandalkan pemberian dari pengendara yang lewat,” kata Anik Farida yang sudah 15 tahun menjadi sukarelawan.
Dikatakan, pihaknya sudah dibekali pelatikan dari pihak KA mengenai rambu-rambu KA dan juga penanganan laporan jika terjadi laka KA. (RJ1/RED)