GRESIK (RadarJatim.id) — Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik menghelat Silaturrahim Ulama dan Konsolidasi Kebangsaan, Sabtu (20/8/2022). Bertempat di aula Masjid Agung Maulana Malik Ibrahim Gresik, even itu dilakukan untuk merawat tradisi ukhuwah Islamiyah dalam bingkai moderasi untuk Gresik Kota Santri.
Hadir dalam acara itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Wakil Bupati Aminatun Habibah, Sekretaris Daerah Achmad Washil Miftahul Rachman, juga Forkopimda Kabupaten Gresik, Anggota DPRD Gresik. Silaturrahim dan konsulidasi kebangsaan itu juga dihadiri Staf Khusus Presiden Aminuddin Ma’ruf, Ketua MUI Gresik Mansyur Shodiq, jajaran Kemenag Gresik, PCNU Gresik, Muhammadiyah Gresik, Pimpinan Daerah LDII, Pimpinan Daerah DMI, Ketua AKD
Hadir juga dalam acara itu, pimpinan MUI Kecamatan sekabupaten Gresik, perwakilan BEM sekabupaten Gresik, serta sejumlah organisasi sosial kemasyarakatan bersama ortonomnya, serta tokoh masyarakat dan agama Gresik lainnya.
Ketua MUI Gresik KH Mansyur Shodiq mengatakan, pertemuan ini merupakan salah satu upaya memperkuat ukhuwah Islamiyah dengan lingkungan sekitar. Dalam kaitannya dengan Gresik Kota Santri, ia katakan, MUI Gresik merupakan pembimbing dan pelayan umat yang miliki tugas untuk menjaga agama dan umat yang sekaligus sebagai mitra pemerintah.
“Tentu MUI kabupaten Gresik sebagai pembimbing dan pelayan umat yang memiliki tugas menjaga agama, menjaga umat yang sekaligus menjadi mitra pemerintah,” ujarnya.
Mansyur juga menyiggung peran pemerintah yang sejatinya sudah ditunggu sejak lama dalam mempertahankan Gresik Kota Santri saat ini. Hal itu menyusul banyaknya benturan budaya, mulai modernisasi dan industrialisasi.
“Tentu ditunggu peran dan fungsinya untuk bisa mempertahankan sekaligus memperkokoh Gresik Kota Santri di tengah-tengah gencarnya industri,” tandas KH Mansyur.
Aminuddin Ma’ruf, Stafsus Presiden mengingatkan, pemerintah dan MUI harus sejalan, harus saling beriringan dalam menghadapi persoalan apa pun dan saling mengawal satu sama lain. Fungsinya jangan disalahpahami, sehingga bisa mencegah timbulnya gesekan-gesekan yang tidak perlu.
“Tidak bisa pemerintah berjalan sendiri, harus tetap dikawal oleh para kiai, para ulama yang ada di organisasi-organisasi baik NU, Muhammadiyah, LDII dan semua yang tergabung dalam Majelis Ulama Indonesia,” paparnya.
Sementara Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani sepakat, peran MUI sangat dibutuhkan dalam menjaga stabilitas kemasyarakatan di era teknologi 5.0 ini. Ia harapkan, MUI dapat terus kompak dan membawa semangat beragama di masa depan.
“Mudah-mudahan dengan kekompakan peran MUI di tengah kemajuan teknologi ini, akan membawa hal-hal positif,” harapnya.
Bupati Yani juga mengajak untuk lebih jauh memaknai kemerdekaan dalam korelasinya dengan kebangsaan. Ia berharap, jangan sampai anak-anak muda sekarang hanya sekadar memeringati, tanpa pernah memaknai secara mendalam. (sto)