GRESIK (RadarJatim.id) — Ruas jalan di Raya Desa Bringkang, Kecamatan Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang ambrol akibat derasnya hujan pada Sabtu (31/5/2025) mulai diperbaiki. Komisi III DPRD Gresik minta agar perbaikannya tetap mengedepankan standar teknis yang memadai dan tidak asal-asalan.
Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Gresik, melalui Unit Reaksi Cepat (UCR) yang dibentuk segera mengecek ke lokasi begitu menerima laporan masyarakat dan menentukan langkah perbaikannya.
Kabid PU DPUTR Gresik, Edy Pancoro, kepada awak media menjelaskan, ambrolnya jalan disebabkan saluran air tak mampu menampung derasnya debit air saat hujan. Aliran air yang terhambat membuat struktur saluran jebol dan akhirnya menggerus badan jalan.
“Panjang longsoran sekitar 10 meter, dengan lebar tergerus 3 meter dari badan jalan,” ujar Edy saat meninjau lokasi.
DPUTR Gresik, katanya, menerjunkan URC dan mengerahkan dua alat berat untuk pembersihan longsoran dan pemasangan ulang saluran air. Solusi jangka pendek yang dilakukan adalah mengganti saluran rusak dengan U-Ditch berukuran lebih besar agar mampu menampung aliran air lebih besar.
“Saluran lama terlalu kecil, jadi akan diganti dengan box U-Ditch satu meter. Kami fokus perbaikan segera agar tidak membahayakan pengguna jalan,” tandasnya.
Pihaknya juga mengimbau warga dan pengendara untuk ekstra hati-hati saat melintasi lokasi terdampak. Pekerjaan pemasangan saluran dipastikan segera dimulai setelah alat dan material tiba di lokasi.
“Mohon warga bersabar, perbaikan akan kami kebut agar aktivitas kembali normal,” tutup Edy.
Sementara Wakil Ketua Komisi III DPRD Gresik, Abdullah Hamdi, menyatakan, peristiwa tersebut menjadi alarm serius atas kualitas pembangunan, terutama saluran tepi jalan. Karena itu, ia mengatakan perlunya mengevaluasi kondisi eksisting dan kualitas proyek yang telah dikerjakan.
“Kalau saya melihatnya, ini karena volume air yang begitu besar dan tidak tertampung dengan baik, hingga menyebabkan badan jalan tergerus,” kata Hamdi, Senin (2/6/2025).
Politisi FPKB ini mengaku telah menerima laporan langsung dari tim URC yang saat itu telah diterjunkan ke lapangan. Meski bersifat darurat, ia minta agar pekerjaan dilakukan dengan standar teknis yang baik dan tidak asal-asalan.
“Kami akan mengawasi proses perbaikannya. Jangan asal-asalan. URC memang bersifat sementara, tapi bukan berarti bisa sembarangan dalam mengerjakan. Kalau dikerjakan asal, malah menghamburkan anggaran,” ujarnya. (sto)