SIDOARJO (RadarJatim.id) – Kantor Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPC PDI-P) Sidoarjo yang berada di jalan Jati Selatan-Sidoarjo terlihat ramai dengan puluhan orang berkaos hitam dengan tulisan No Viral No Justice, Jum’at (17/05/2024).
Kehadiran mereka untuk mengantarkan M. Sholeh seorang advokat atau pengacara senior yang mendaftar sebagai Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sidoarjo melalui partai politik (parpol) berlambang kepala banteng moncong putih.
Ditemui usai mendaftarkan dirinya ke Tim Penjaringan Cabup-Cawabup DPC PDI-P Sidoarjo, Sholeh mengatakan bahwa sebagai warga Sidoarjo yang lahir dan tinggal di Kecamatan Krian merasa terpanggil untuk mencalonkan diri sebagai Bacabup pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sidoarjo 2024 ini.
Apalagi ada wacana yang dihembuskan oleh beberapa pihak bahwa dalam Pilkada Sidoarjo kali ini tidak ada tokoh yang dianggap layak untuk memimpin Sidoarjo selama 5 tahun kedepan, sehingga ada wacana calon tunggal tanpa ada lawan kontestasi.
“Ojok sampek bumbung kosong,” katanya.
Selain itu, dia maju sebagai Bacabup Sidoarjo melalui PDI-P disebabkan rasa keprihatinannya terhadap kondisi Kabupaten Sidoarjo yang belum ada perkembangan secara signifikan, khususnya di bidang hukum.
Sebab, tiga Bupati Sidoarjo secara berturut-turut bermasalah dengan hukum atau terjerat kasus korupsi. Ia berharap permasalahan hukum yang menjerat tiga orang bupati itu menjadi pembelajaran bagi masyarakat Sidoarjo, sehingga dalam Pilkada tahun 2024 ini lebih selektif dalam memilih calon bupatinya.
“Harus menjadi pembelajaran berharga. Betapa selama ini dari Pilkada ke Pilkada, kita selalu salah. Memandang calon pemimpin itu kudu onok duite, kudu trah kyai. Bagi saya itu tidak ada kaitannya semua,” sampainya.
Menurut Sholeh, masyarakat harus tahu rekam jejak dari para Bacabup-Bacawabup Sidoarjo yang akan ikut berkontestasi dalam setiap momen Pilkada. Sehingga mereka yang terpilih adalah orang-orang yang memang layak dan pantas memimpin Kabupaten Sidoarjo.
Bahkan mantan aktivis 98 itu mencontohkan Soekarno Presiden Republik Indonesia (RI) pertama yang terlahir dari keluarga sederhana, namun rekam jejaknya sejak muda adalah seorang pejuang.
“Maka, dia layak jadi pemimpin,” ujarnya.
Sementara itu, Sumi Harsono Ketua DPC PDI-P Sidoarjo menuturkan bahwa sejak dibuka pada 21 April 2024 lalu, sudah ada 6 orang yang mendaftar sebagai Cabup-Cawabup ke PDI-P. Jumlah pendaftar tersebut kemungkinan bisa bertambah.
“Karena memang PDI Perjuangan ingin memberikan kesempatan kepada seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh parpol untuk bersama-sama berkontribusi bagi Sidoarjo ke depan,” tuturnya.
Sumi menjelaskan bahwa saat ini PDI-P terus melakukan komunikasi politik dengan parpol-parpol lain, karena untuk mengusung Cabup-Cawabup dalam Pilkada Sidoarjo 2024 harus memiliki jumlah kursi minimal 10 di parlemen.
Sedangkan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024 lalu, PDP-P hanya mampu meraih 9 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sidoarjo.
“Saat ini kami sudah menjalin komunikasi dengan parpol-parpol lain,” tandasnya.
Sumi enggan menanggapi terkait wacana koalisi besar yang mengarah ke bumbung kosong, karena calon tunggal. PDI-P masih fokus melakukan penjaringan Cabup-Cawabup Sidoarjo. (mams)