KEDIRI (RadarJatim.id) – Usai mengalami sebuah peristiwa yang tak diinginkan dalam kegiatan rutinan dalan rangka peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, majlis Syubbanus Salimiyyah melalui juru bicara angkat suara.
“Saya tegaskan bahwa majlis Syubbanus Salimiyyah ini hanya diundang dalam rangka rutinan Maulud Nabi,” kata Taufiq Dwi Kusuma
Dalam pelaksanaan sholawat, memang sudah menjadi maklumat bahwa orang sekitar juga ingin menitipkan sedekah, entah berupa matrial atau dalam bentuk apapun juga.
Diluar itu, Taufiq juga mengatakan bahwa dirinya juga tidak mengecek kalau makan dan minuman yang dibagikan oleh panitia itu sudah kadaluarsa.
“Ya itu diluar ranah saya mas di majlis Syubbanus Salimiyyah, itu pun sudah menjadi tanggung jawab panitia setempat,” jalasnya.
Dirinya menjelaskan, jika kejadian ini terjadi sebelum acara mulai yang di tandai dengan pemimpin majlis Syubban naik ke mimbar untuk memimpin jalannya sholawatan.
“Mungkin sekitar pukul 20.00 sampai jam 20.30 WIB, nah dari situ banyak jamaah yang mengeluh sakit perut kemudian pusing dan akhirnya banyak dari jama’ah pingsan,” terangnya.
Mengetahui ada yang salah dengan para jamaah, seketika acara sholawatan yang hampir di pandu oleh Gus Ma’adzallah (pemimpin majlis Syubbanus Salimiyyah/red) langsung dihentikan untuk sesegera menangani adanya masalah yang terjadi.
“Total ada sekitar 160-an yang dibawa ke RSKK dan HVA,” ungkapnya.
Korban yang dilarikan ke beberapa rumah sakit ini di bagi menjadi 2 (dua), RSKK 129 dengan 9 korban yang mengalami rawat inap. Sedangkan di RSHVA, 26 korban dengan 1 orang di rawat inap.
“Majelis Syubban hanya memimpin jamaah sholawatan saja untuk lain-lainnya tidak mengetahui. Pengajian atau sholawatan lalu dihentikan, karena majelis lebih mengutamakan kesehatan atau keselamatan dari Jamaah itu makanya sebagian langsung dibawa ke rumah sakit,” bebernya.
Atas hal ini, pihak Syubban tidak akan melanjutkan ke ranah hukum. Karena menurutnya, kondisi jama’ah saat ini lebih penting. Bahkan, pihaknya juga akan tetap meneruskan sholawatannya hingga tutup bulan Maulud.
“Akan terus berlanjut, karena ini sebagian dari rutinitas kita sebagai santri Syubbanus Salimiyyah dibulan maulid Nabi,” terang Taufiq Dwi Kusuma. (Nasrul)