GRESIK (RadarJatim.id) — Tingkat literasi berbanding lurus dengan kemajuan sebuah bangsa. Untuk itu, peningkatan budaya literasi menjadi agenda penting dalam pembangunan nasional.
Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Gresik, Jawa Timur, melalui akun Instagram @pemkabgresik merilis data, bahwa tingkat kegemaran membaca masyarakat di Kabupaten Gresik berkategori sedang. Indikator Frekuensi Membaca dan Frekuensi Akses Internet memang tergolong tinggi, namun durasi membaca, jumlah buku ddibaca, dan durasi akses internet masih tergolong sedang.
Dalam hal kepemilikan bahan bacaan, sebesar 62,5% masyarakat mengaku memiliki koleksi bahan bacaan cetak antara 1 sampai 25 eksemplar. Sedangkan untuk koleksi bahan bacaan elektronik, sebanyak 54% masyarakat mengaku punya 1 sampai 25 bacaan.
Sayangnya, jumlah masyarakat yang tidak memiliki koleksi bahan bacaan relatif masih besar, yakni 20% untuk koleksi cetak dan 31,5% untuk koleksi digital. Ini berarti, keberadaan perpustakaan umum penting agar masyarakat makin mudah mengakses bahan bacaan.

Menyikapi fenomena tersebut, Pemkab Gresik telah melakukan program peningkatan akses masyarakat kepada bahan bacaan. Di antaranya yang sudah dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip), selain pengembangan perpustakaan daerah, baik secara konvensional maupun layanan perpustakaan digital melalui aplikasi iGresik, adalah mendekatkan lokasi perpustakaan kepada masyarakat.
Di setiap kecamatan telah dibangun ruang baca dan bermain anak (RBBA). Pada tahun 2022, total 21 ribu lebih masyarakat tercatat menjadi pengunjung perpustakaan RBBA se-Kabupaten Gresik. Disperpusip juga telah menyalurkan bantuan bahan pustaka dari dana dekonsentrasi. Total sejak 2008 sebanyak 104.900 eksemplar buku telah disalurkan ke 106 desa/kelurahan di Kabupaten Gresik.
Selain itu, juga disediakan perpustakaan mobil pintar keliling (PMPK). Selama 2022, mobil pintar ini telah dimanfaatkan oleh 3.807 pembaca di sekolah-sekolah. Sedangkan mobil pintar keliling di momen Car Free Day (CFD) dikunjungi 1.018 pengunjung.
Untuk memastikan pembangunan literasi yang inklusif, Disperpusip Kabupaten Gresik menyediakan ruang baca anak, ruang baca lansia, dan difabel. Bahkan, sudah ada koleksi bahan bacaan khusus untuk tunanetra berupa buku braille.
Salah satu pengunjung yang sudah lansia, Bambang (61 tahun) asal Karangturi, Kecamatan Gresik yang sudah menjadi anggota Perpusda sejak tahun 2018 mengaku nyaman dan lega saat mengunjungi dan membaca buku-buku di perpustakaan.
“Suasananya nyaman. Membuat saya betah membaca di sini. Tiap minggu bisa 2-3 kali datang ke sini,” ujarnya.
Pemerintah Kabupaten Gresik melalui Disperpusip menekankan 4 sasaran dalam program kerjanya. Keempatnya, yakni (1) meningkatnya kegemaran membaca masyarakat; (2) meningkatnya pembangunan literasi; (3) meningkatnya kualitas tata kelola kearsipan sesuai ketentuan; dan (4) meningkatnya memori kolektif daerah.
“Perpustakaan daerah ini kita bikin nyaman dan instagramable. Kita tahu, kalau ruang perpustakaan nyaman, maka durasi membaca buku oleh para pengunjung akan meningkat. Begitu pula dengan desain tata ruangan yang instagramable, akan menarik minat pengunjung untuk datang,” ungkap Kepala Disperpusip Budi Raharjo, dihubungi di ruang kerjanya, Senin (15/5/2023).
Dikatakan, Perpusda Gresik telah memiliki ruang baca anak. Demikian juga, perpusataan ini sudah ada ruang baca lansia dan difabel. Sarana yang nyaman untuk membaca juga telah tersedia. Untuk akses bagi difabel, juga terus ditingkatkan aksesibilitasnya.
“Perpustakaan daerah juga sudah punya koleksi bahan bacaan braille untuk tunanetra. Disperpusip siap bekerja sama dengan berbagai pihak untuk perluasan jangkauan layanan khusus untuk difabel ini,” pungkasnya. (sto)