SIDOARJO (Radarjatim.id) Upaya melestarikan seni budaya tradisional yang terus tergerus adanya budaya modern. SMK Negeri 1 Buduran Sidoarjo telah mengadakan ‘Gelar Pasar Wisata Bedrek’. Pada (29/7/2022) sore, semua siswanya turun memenuhi halaman sekolah, dan dibagi beberapa kelompok untuk menjual makanan dan minuman,serta menari tradisional.
Berbagai menu tradisional makanan dan minuman, jajanan tersebut tidak diletakkan di atas meja seperti pada stan-stan umumnya. Namun ditaruh di kursi panjang yang terbuat dari bambu, orang desa menamakan ‘Lincak’, diantaranya menu-menunya adalah lodeh, menu pecel dengan berbagai sayurannya, lentho, urap-urap, gethuk, dawet, sinom. Menariknya mereka semua menggunakan pakaian adat tradisional Jawa, sehingga begitu masuk gapura ‘Pasar Wisata Bedrek’ sangat terasa tradisionalnya.

Hebatnya lagi, yang membuat makanan dan minuman tradisional tersebut para siswa itu sendiri. Jadi mereka membuat, menata stand dan menjualnya sendiri. Untuk alat transaksinya juga tidak menggunakan uang resmi, tetapi menggunakan uang dari kayu. Bukan hanya itu, dalam prosesi pembukannya juga menggunakan bahasa Jawa, termasuk juga MC nya juga menggunakan bahasa Jawa.
Kepala SMK Negeri 1 Buduran Sidoarjo, Dra. Agustina, M.Pd menuturkan kalau kegiatan tersebut selain melestarikan seni budaya teradisional Jawa, yakni Pasar Bedrek konon yang merupakan cikal bakal Desa Siwalanpanji, yang kebetulan sekolah kami ada di desa tersebut. “Kegiatan ini juga sebagai wujud implementasi program Profil Pelajar Pancasila,” tuturnya.

Pasar Wisata Bedrek’ merupakan gelar makanan dan jajanan tradisional untuk mengangkat keunggulan lokal, juga memperkenalkan kepada anak-anak tentang makanan daerah. ”Disamping itu mereka juga supaya tahu, bahwa hari – hari itu ada yang namanya Minggu Legi, Kliwon, Paing, Pon termasuk bulan jawa itu pada saja. Mereka harus mengunggulkan khas daerah agar tidak punah, bertepatan dengan peringatan 1 Muharam 1444 H,” pungkas Agustina.
Syafrina Widya Purwaningrum siswi kelas XII Busana 1 mengaku sangat senang dengan gelar tradisional ini. Selain unik dan menarik, untuk makanan dan minumannya juga sangat enak. Tidak kalah rasanya dengan jajaran modern. “Kalau aku sejak dulu memang sudah senang dengan jajanan tradisional. Selain enak juga higienis, tidak ada campuran bahan pengawet,” ungkap Syafrina sambil menikmati gethuknya.

Hal yang sama juga diungkapkan Ajeng Lestari, sambil menikmati minuman dawetnya siswa kelas XII ini juga mengaku lebih senang jajanan Jawa. “Lebih enak, nyaman dan segar, tidak terasa ada bahan pengawetnya. Semoga gelar karya tradisional ini bisa dilakukan oleh teman-teman di sekolah yang lain,” ungkap Ajeng.(mad)