GRESIK (RadarJatim.id) – Kepastian lolosnya Partai Ummat (PU) sebagai peserta pemilu 2024 pascaverifikasi ulang di dua provinsi, yakni Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Utara (Sulut) langsung disikapi pengurus DPD Gresik dengan memanasi mesin politik. Partai yang mendapat nomor urut 24 ini langsung tancap gas dan pasang target 4-5 kursi di DPRD Gresik.
“Sebagai partai baru, target kami tidak muluk-muluk. Kami rasional dengan mempertimbangkan kalkulasi kekuatan yang ada. Dan, 4 sampai 5 kursi itu adalah kalkulasi politik yang kami buat setelah melihat kekuatan di lapangan,” ujar Sekretaris DPD PU Gresik Adi Mustofa, didampingi Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) 2024, Samsul Muslimin di sela tasyakuran dan konsolidasi kader di kantor DPD PU Gresik di Jalan Awikoen Madya, Gresik, Minggu (1/1/2023).
Hadir dalam tasyakuran dan konsolidasi tersebut, para pengurus DPD dan DPC se-Kabupaten Gresik, serta para kader dan simpatisan partai besutan Amien Rais itu. Hadir juga dalam acara ini, salah satu inisiator PU Gresik yang juga Korwil Dapil Gresik-Lamongan DPW PU Jatim, M. Okbah.
Adi Mustofa optimistis, target meraih 4-5 kursi di dewan Gresik itu bisa direalisasikan. Karena itu, sambil terus melakukan konsolidasi kader partai, pihaknya mengintensifkan kinerja Tim Adhoc dan Bappilu yang menjadi ujung tombak dalam mobilisasi massa dukungan. Ia menambahkan, saat ini terjadi tren naiknya dukungan masyarakat kepada PU.
“Apalagi, ketika KPU yang awalnya tidak meloloskan PU untuk menjadi kontestan pemilu 2024, tetapi kemudian meloloskannya setelah dilakukan verifikasi faktual ulang di 2 provinsi, yakni NTT dan Sulut, simpati masyarakat makin kuat. Dan, kami yakin dalam waktu dekat PU akan menerima gelombang tsunami dukungan masyarakat,” tandasnya.
Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) PU Gresik, Achmad Wahyani mengingatkan agar apa yang terjadi pada masa lalu jadi bahan pelajaran untuk mengevaluasi dan perbaikan kinerja untuk masa depan. Dengan terus melakukan perbaikan, kata Wahyani, pada saatnya PU akan hadir sebagai partai besar yang diperhitungkan di kancah politik negeri ini.
“Karena itu, terus jaga kekompakan dan soliditas di antara para kader. Bekerjalah dalam tim yang saling mendukung dan menguatkan,” ujarnya.
Senada dengan Wahyani, M. Okbah juga mengingatkan pentingnya soliditas di antara para kader dan semua elemen PU. Dikatakan, pencalegan merupakan masa-masa krusial yang perlu diantisipasi. Di antara yang umum terjadi adalah terjadinya politik transaksional dengan orientasi uang, baik dari calon legislatior (caleg) maupun masyarakat pemilih. Fenomena ini yang memungkinkan kader cenderung bergerak secara sendiri-sendiri atau individual.
“Jangan bergerak secara individu, tapi kolektif di bawah koordinasi partai. Di sini peran partai diperlukan untuk mengkoordinasikan semua potensi kekuatan yang ada. Dan, soal politik uang atau transaksional, harus dihindari. Sebab, kalau saat pencalonan saja sudah orientasinya uang, maka kalau jadi, yang pertama dipikirkan adalah bagaimana balik modal. Ini yang harus dihindari,” ujar Okbah.
Ia menambahkan, Partai Ummat masih mengedepankan moral dalam setiap kebijakan yang diterbitkan. Dalam memajukan atau mengusulkan caleg, misalnya, PU tidak menjadikan kemampuan finansial sebagai acuan, tapi kapasitas caleg yang bersangkutan. Hal itu dimaksudkan, jika nantinya caleg itu terpilih dan duduk di kursi dewan di DPRD, keberadaannya benar-benar memberikan kontribusi riil sesuai kapasitas yang dimiliki. (sto)