SURABAYA (RadarJatim.id) — Program Penerapan Kewirausahaan pada Mahasiswa FIKKIA (Fakultan Ilmu Kesehatan, Kedokteran Ilmu Alam) Universitas Airlangga Surabaya, melalui Inkubasi Bisnis Berbasis Pet Industri dan Marketing telah berjalan mulan Bulan Agustus, akan diakhir hingga Nopember 2024 mendatang.
Program tersebut tidak hanya memberikan peluang berwirausaha bagi mahasiswa, tetapi juga menawarkan manfaat akademis. Sebanyak 25 mahasiswa telah memanfaatkan program ini untuk mengajukan konversi nilai ke dalam skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan maksimal 6 SKS.
Salah satu peserta Reza Adrio Farezi dari Jurusan Kedokterah Hewan menjelaskan kelau kegiatan tersebut bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan bisnis praktis melalui serangkaian kegiatan yang mencakup sosialisasi, pelatihan bisnis, pitching, pendanaan, kunjungan industri serta monitoring perkembangan usaha.
“Dalam program ini, mahasiswa yang berpartisipasi memiliki kesempatan untuk mengonversi kegiatan wirausaha mereka ke dalam mata kuliah yang relevan, yang mendukung pengembangan kompetensi di berbagai bidang,” jelas Reza pada Jumat (27/9/2024) pagi.
Adapun mata kuliah yang dapat diajukan untuk konversi MBKM meliputi, adalah Kewirausahaan (2 SKS), Penyuluhan (2 SKS), Ilmu Pakan dan Nutrisi Hewan (2 SKS), Manajemen Anjing, Kucing, dan Kuda (2 SKS), Komunikasi dan Pengembangan Diri (2 SKS), Pengantar Kolaborasi Keilmuan (2 SKS), Komunikasi Kesehatan (2 SKS), Dasar Ilmu Gizi (2 SKS) dan Sanitasi Makanan (2 SKS).
Ia katakan, program ini sangat mendukung mahasiswa yang tidak hanya ingin merintis usaha sejak dini, tetapi juga ingin mendapatkan keuntungan akademis dari pengalaman praktisnya. “Konversi ini memungkinkan mahasiswa untuk lebih fokus pada pengembangan usaha sambil tetap mendapatkan kredit akademis yang sepadan, sehingga mendukung pencapaian kelulusan tepat waktu tanpa harus kehilangan kesempatan belajar di lapangan,” kata Alumni MAN Sidorajo ini.
Menurut Ketua Pelatih, drh. Ragil Angga Pratiya, M.Si menjelaskan, selain itu, program ini membantu memperkuat keterhubungan antara dunia akademis dan dunia industri, menciptakan lulusan yang tidak hanya siap bekerja tetapi juga mampu berinovasi dan mandiri dalam menciptakan lapangan kerja baru. “Konversi mata kuliah dalam skema MBKM juga sejalan dengan visi pemerintah dalam memberikan kebebasan dan fleksibilitas belajar bagi mahasiswa. Apalagi kegiatan ini didanai oleh DRPTM yang memasuki tahun kedua,” katanya.
Program ini dimulai dengan sosialisasi di fakultas, diikuti oleh coaching intensif yang meliputi lima topik utama seputar kewirausahaan, dari manajemen bisnis hingga strategi pemasaran. Salah satu tahapan penting adalah sesi pitching, di mana mahasiswa mempresentasikan ide bisnis mereka kepada dewan juri untuk dinilai kelayakannya.
Dari sesi ini, enam tim terpilih berhak mendapatkan pendanaan untuk memulai usaha mereka. Tim-tim yang berhasil lolos pendanaan antara lain, Shaku – Shampoo hewan peliharaan berbahan herbal. Coovia – Kue kering khusus penderita diabetes. UWK Tim – Shampoo hewan dari lidah buaya. Kopi Suku Osing – Brew kopi asli khas adat Osing, Banyuwangi. Be Shine – Teh herbal yang bermanfaat untuk kesehatan kulit dan rambut. Oh My Goat – Susu kambing sehat.
Menurutnya, mahasiswa yang berhasil mengajukan konversi SKS dalam program ini diharapkan tidak hanya sukses dalam dunia akademik, tetapi juga menjadi pionir dalam dunia kewirausahaan, khususnya di bidang pet industri yang sedang berkembang pesat.
“Program ini menjadi salah satu contoh nyata bagaimana institusi pendidikan dapat berinovasi dalam memfasilitasi pengembangan kompetensi mahasiswa, sekaligus mendukung terciptanya ekosistem kewirausahaan yang dinamis di kampus,” pungkasnya.(mad)