GRESIK (RadarJatim.id) – Masa pandemi Covid-19 tak membuat kinerja pertanian di Gresik, Jatim lesu darah. Bahkan, salah satu komoditas pertanian asal kota Santri ini, yakni kacang hijau berhasil menembus pasar ekspor.
Menandai sukses itu, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah, melepas pemberangkatan ekspor perdana sebanyak 75 ton kacang hijau tujuan Filipina, Sabtu (5/6/2021). Ekspor komoditas biji-bijian itu rencananya mencapai 1.000 ton.
Kacang hijau yang diekspor itu merupakan hasil panen petani di sejumlah kecamatan di wilayah kabupaten Gresik melalui PT Agrotani Sukses Makmur (ASM) di Desa Metatu, Kecamatan Benjeng, Gresik. Wabup Gresik Aminatun Habibah mengatakan, ekspor perdana kacang hijau membuat petani bergairah untuk mengembangkan cocok tanam komoditas itu .
“Apalagi, kacang hijau yang diekspor ini hasil petani Gresik,” kata Bu Min, sapaan akrab Aminatun Habibah, bangga.
Selain itu, tambahnya, perusahaan milik Sumanto Margo Suwito itu berkomitmen untuk membeli semua hasil panen kacang hijau milik petani asal Gresik. PT Agrotani Sukses Makmur siap menampung kacang hijau warna buram itu dengan harga terendah Rp 14 ribu per kilogram.
“Bila harga kacang hijau di atas Rp 14 ribu akan dibeli sesuai harga pasaran,” katanya.
Saat ini, lanjutnya, Pemkab Gresik, melalui Dinas Pertanian, terus mendorong petani agar lebih produktif dengan menaikkan hasil panennya. “Bila saat ini hasil panen masih 1,4 ton per hektar, kita akan upayakan bisa meningkat menjadi 2 hektar,” ujar Bu Min.
Sumanto Margo Suwito mengatakan, ekspor perdana itu dilakukan dengan menggunakan tiga kontainer. “Kacang hijau hasil panen petani asal Gresik,” kata Sumanto didampingi Kepala Dinas Pertanian Gresik, Eko Anindito Putra dan anggota komisi II DPRD Gresik Hamzah Takim di sela-sela pelepasan ekspor perdana itu.
Ia menambahkan, piahknya siap menampung atau membeli kacang hijau hasil panen petani dengan harga Rp 14 ribu per kilogram. Biasanya, katanya, sesuai hukum pasar, ketika musim panen raya harga kacang hijau cenderung merosot di bawah Rp 14 ribu per kilogram.
“Namub, kacang hijau itu tetap saya beli seharga Rp 14 ribu. Sebaliknya, jika harganya di atas Rp 14 ribu, saya akan beli sesuai harga pasar saat itu,” tandasnya.
Komitmen itu disampaikan karena terdorong untuk membantu peningkatan kesejahteraan petani. “Kami berkomitmen untuk meningkatkan ekonomi para petani khususnya di Gresik ini,” ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pertanian Gresik Eko Anindito Putro, mengatakan, luas lahan untuk tanaman kacang hijau di di Gresik saat ini sekitar 1.100 hektare. Hasil panennya rata-rata antara 1,2 ton hingga 1,4 ton per hektare. Masa tanam kacang hijau hingga siap panen, dua bulan.
“Saya dan teman-teman PPL akan semakin intensif untuk menyosialisasikan kepada petani,”ujar Eko.
Terkait masih adanya tikus yang banyak dikeluhkan petani, pihaknya akan membantu melakukan pembasmian hama itu. Pembasmian hama tikus akan dilakukan dengan cara gropyokan.
“Pembasmian bisa juga dengan burung hantu. Nanti kita sediakan rumahnya. Burung hantu akan kita datangkan dari kabupaten/kota lainnya,”ujarnya.
Selain itu, tambah Eko, pihaknya akan melakukan pendekatan dengan jasa asuransi untuk menanggung risiko kerugian jika petani mengalami gagal panen. “Bila petani padi, preminya ditanggung pusat, untuk petani kacang hijau, bila disetujui Pak Bupati (Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani, Red) diharapkan bisa ditanggung APBD Gresik,” ujarnya. (nit/rj2)







