GRESIK (RadarJatim.id) — Suasana kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Gresik, Jawa Timur yang berada di komplek Masjid Agung Maulana Malik Ibrahim di Jl. Wahidin Sudirohusodo Gresik, Rabu (23/4/2025) mendadak berbeda dari biasanya. Hal ini karena siang itu datang tamu spesial, yakni pemuda ganteng asal Belanda, Tom Bregman.
Pemuda kelahiran Heemskrek, 30 Agustus 1994 ini datang ke kantor MUI bukan untuk studi banding atau tengah menikmati rangkaian wisata religi. Tetapi, pemuda yang berprofesi sebagai graphic design & web developer ini berniat menapaki kehidupan baru, yakni memeluk agama Islam. Sebelumnya, Tom, panggilan akrabnya, beragama Katolik, sebagaimana dianut kedua orang tuanya, yang kini tinggal di Belanda.
Kedatangan Tom ke kantor MUI tak sendiri. Pria berkulit bersih ini ditemani beberapa orang dekatnya di Gresik, yang menjadi saksi ikrar masuk Islam dengan dibimbing langsung oleh Ketua Umum MUI Gresik, KH Ainur Rofiq Thoyyib.
Turut hadir mendampingi Kiai Rofik dalam menuntun atau membimbing Tom menjalani prosesi ikrar mualaf dengan mengucapkan dua kalimat syahadat –sebagai syarat utama memeluk agama Islam– itu, Sekretaris Umum MUI Gresik Makmun, MAg, Sekretaris KH Muhsin Munhamir, Ketua Bidang Dakwah Drs Nur Fakih, Ketua Bidang Seni Budaya Islam Wahyani Ahmad, serta anggota Komisi Dakwah Drs Suhartoko. Selain itu, prosesi ikrar mualaf ini juga dihadiri oleh Wakil Dewan Pertimbangan MUI Gresik, KH Nur Muhammad.
Sebelum berikrar masuk Islam, Ketua Umum MUI Gresik, KH Ainur Rofiq Thoyyib, terlebih dahulu menanyakan niat dan motivasi Tom untuk memeluk Islam. Yai Rofik berpesan agar niat dan motivasi masuk Islam tidak dimaksudkan sebagai batu loncatan karena ada maksud tertentu, misalnya mau menikahi wanita Indonesia, tetapi memang benar-benar karena panggilan hati.
“Karena itu, sebelum Anda berikrar, saya bertanya, apakah keinginan masuk Islam ini karena panggilan hati atau ada niat yang lain?” kata Kiai Rofiq.

Dengan dibantu seorang penerjemah, Tom Bregman dengan mantap menjawab, “Iya, niat dari hati,” katanya dengan Bahasa Indonesia yang terbata-bata.
Untuk meyakinkan, Kiai Rofik beberapa kali mengulangi pertanyaan tersebut kepada Tom yang kemudian dijawab dengan mantab, bahwa niat masuk Islam itu benar-benar karena panggilan hati, tidak ada paksaan dari pihak mana pun, atau karena sebab lain. Setelah itu, secara langsung Kiai Rofiq menuntun pemuda ini untuk mengucapkan dua kalimat syahadat: Asyhadu alla ilaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah.
Usai mengikrarkan syahadat, Kiai Rofiq memberikan penguatan dan pemahaman tentang Islam, khususnya rukun Islam. Dikatakan, setelah mengikrarkan dua kalimat syahadat, ada kewajiban lain yang harus ditunaikan seorang Muslim, yakni sholat, zakat, puasa pada bulan Ramadan, dan menunaikan ibadah haji bila mampu.
“Sementara sholat sebisanya. Yang dibaca juga apa yang bisa saja, sambil terus dibimbing ulama setempat sampai bisa. Saya doakan Anda sukses dan kaya agar bisa membayar zakat dan pergi haji. Sukses ya,” ujar Kiai Rofiq seraya mengangkat kedua jempol tangannya tepat di hadapan Tom.
Seusai prosesi ikrar mualaf, Tom Bregman juga diberi nama Islam, yaitu Muhammad Abdurrahman. Nama tersebut diberikan langsung oleh Wakil Dewan Pertimbangan MUI Gresik, KH Nur Muhammad yang turut hadir mendampingi Kiai Rofiq. Atas pemberian nama Islam itu, Tom menyatakan bisa menerimanya.
Sementara Sekretaris Umum MUI Gresik, Makmun, MAg, menyampaikan, MUI Gresik berkomitmen menemani dan membimbing proses belajar para mualaf hingga bisa menjalani ibadah dengan baik. Karena itu, telah disiapkan para pendamping khusus untuk membimbing dan mendampingi para mualaf.
“Kami di MUI siap melakukan pembinaan mualaf, terutama dalam hal ibadah, mulai dari thoharoh, mulai mandi besar dan wudhu, kemudian tata cara sholat, sampai mualaf tersebut bisa menjalankan ibadah sholat dengan baik dan benar,” ujar Makmun.
Ditemui seusai prosesi ikrar mualaf, Tom mengatakan, keinginannya memeluk agama Islam berawal dari kedatangannya ke Indonesia pada 2023 lalu untuk urusan pekerjaan sebagai graphic design & web developer. Sejak saat itu, Tom banyak berinteraksi dengan rekan-rekan kerjanya asal Indonesia dan sering diskusi ringan seputar agama, khususnya Islam.
“Saya biasa menggunakan logika dalam hidup. Feeling saya mengatakan, bahwa Islam adalah agama yang cocok untuk saya. Misalnya, sejak kecil saya tidak makan daging babi, karena hewan itu jorok dan kotor. Ternyata Islam juga melarang umatnya makan daging babi,” ungkap Tom. (cak/har)