SIDOARJO (RadarJatim.id) — Sejak pagi hari ratusan siswa SD Negeri Dukuh Tengah Buduran Sidoarjo, penuh semangat dan antusias memadati depan panggung di halaman sekolah, pada Sabtu (19/4/2025).
Mereka mengenakan paikaian Jawa, yang laki-laki mengenakan surjan, batik dan blangkon. Sedangkan yang putri mengenakan jarit, batik dan kebaya. Mereka ternyata memperingati hari lahirnya RA Kartini, yang jatuh pada 21 April 1879.
Ratusan Kartini-Kartini SD Negeri Dukuh Tengah Buduran ini mendapatkan support penuh dari orang tuanya. Terlihat orang tua juga ikut serta sibuk berkecimpung membenahi dandanan putri-putrinya yang kurang cocok. Mulai dari pakaian, hingga rias yang mirip RA Kartini.
Ketua Panitia Peringatan Hari Kartini SD Negeri Dukuh Tengah Buduran, Nur Kholiliyah, S.Pd SD menuturkan kalau kegiatan hari ini adalah dalam rangka memperingati Hari Kartini.
Kegiatan yang mengambil tema ‘Teladan Sikap Kritis RA Kartini, Inspirasi Membangun Literasi dan Edukasi’ ini kami laksanakan dengan berbagaimacam lomba, yakni lomba puisi, menyanyi dan fashion show. “Mereka kami nilai, dan diambil juaranya 1, 2 dan 3,” jelas Bu Nur_sapaan akrabnya.

“Alhamdulillah antusiasnya luar biasa, berkat dukungan orang tua, per lomba ini diikuti rata-rata 70 anak. Ini luar biasa sekali,” katanya.
Menariknya, mereka semua menggunakan pakaian adat Jawa, bahkan termasuk para guru dan kepala sekolahnya. “Yang laki-laki pakai pakai celana dilipati batik/jarit, pakaian surjan dan blangkon. Yang perempuan kebaya ala Kartini,” terang Bu Nur.
Di sekolah kami pada hari Jumat se bulan sekali ada program khusus, yakni ‘Jumat Jawa’. Jadi mereka mengenakan pakaian Jawa, bahkan mereka juga menggunakan bahasa Jawa. “Sehingga, ada momen seperti sekarang ini sudah tidak terlalu sulit, karena sudah dilatih,” katanya.
Adapun maksud dan tujuan peringatan Hari Kartini sekarang ini adalah bisa berdampak terhadap anak-anak. Mereka sangat rajin, tidak perlu lagi di suruh-suruh mendaftar kegiatannya atau di lomba-lombanya.
“Sekaligus mengajari mereka untuk siap mental. Meskipun tidak juara, mereka siap dan tidak sakit hati. Karena masih ada kesempatan di acara-acara berikutnya,” pungkas guru pengajar kelas 1A ini.(mad)