SURABAYA (RadarJatim.id) Pak Slamet, salah satu ketua RT di Surabaya mempertanyakan kejelasan bantuan bagi korban pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Ini setelah dirinya kehilangan istri yang disayanginya karena dinyatakan Positif Covid-19.
Pak Slamet ditinggal untuk selamanya oleh istrinya Siarah (53), warga Jalan Kalianyar Kulon Gg. 7 No. 2 Surabaya. Kala itu, istrinya sakit komplikasi juga dinyatakan positif Covid-19. Karena dinyatakan positif, istri pak Slamet pun langsung dimakamkan dengan protokol ketat Covid-19 dan dimakamkan di Makam Keputih Surabaya.
Di rumah duka juga tidak boleh mengadakan tahlilan dan pihak terkait baik Polisi maupun Kelurahan selalu mmnghimbau agar tidak ada pengajian. Almarhum Siarah sendiri meninggal pada, Jumat (1/5/2020) di Rs. Soewandi Surabaya dengan indikasi meninggal karena penyakit menular.
Kehilangan orang yang dicintai dengan kabar positof Covid-19, Pak Slamet mencoba iklas. Saat ini ada kabar jika pemerintah akan memberikan bantuan dana untuk korban meninggal karena covid-19.
Awalnya, Slamet ini gembira setelah ada kabar jika akan ada dana Rp 15 juta rupiah untuk korban meninggal. Lantas ia pun mengurus semua persyaratan dari RT, Lurah hingga Kecamatan.
Namun ketika akan tinggal selangkah lagi, pihaknya terkendala dari rekom Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya. Dinkes tidak memberikan rekom terhadap almarhum karena saat itu pasien dalam pengawasan (PDP).
Pada saat di Dinkes, Petugas mengatakan persyaratan harus ada hasil Tes Swab dan tidak berlaku untuk pasien yang tidak mempunyai hasil tes sehingga tidak diberikan surat Rekom.
“Karena PDP itu, Dinkes tidak mau merekomendasi. Dan juga meminta bukti Swab, saat itu kan tidak Swab dan dinyatakan positif,” kata Slamet, Senin (19/10/2020).
Pihaknya menambahkan saat ini usahanya untuk mendapatkan bantuan dana terancam sirna karena terkendala rekom Dinas Kesehatan. Padahal dana bantuan itu sangat akan berarti bagi dirinya lebih-lebih dalam masa pandemi ini.
“Saya ini juga ketua RT, masak tidak ada konpensasi untuk pengurusan rekom saya. Kan istri saya saat itu dinyatakan Covid-19,” tambah Slamet. (RJ1/Red)