SIDOARJO (RadarJatim.id) — MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) SMA Negeri 1 Wonoayu tidak dilakukan secara seremonial saja, tetapi lebih turut melihat realitas masyarakat. Dengan mengangkat tentang kearifan lokal, yakni menggelar tari ‘Wana Kirana’ dan membatik serta mainan tradisional Egrang, pada Senin (15/7/2024) pagi.
Kepala SMA Negeri 1 Wonoarjo Dr. Ririn Faridah, M.Pd menuturkan bahwa MPLS tetap mengacu pada Dinas Pendidikan Jawa Timur, yaitu bertemakan Generasi Anti Perundungan. Namun generasi yang siap anti perundungan ini kami lakukan dengan aksi Gemaraya (Generasi Gemilang Terampil Berkarya dan Berbudaya).
Bentuknya adalah dengan melestarikan budaya, kami berhasil melahirkan tarian khas SMA Negeri 1 Wonoayu yang diberikan nama ‘Wana Kirana’ dari asal nama Wono atau alas dan Kirana artinya yang tetap mempesona.
“Meskipun SMA 1 Wonoayu ini terletak di pinggiran, tapi kami harapkan tetap mempesona dengan selalu berkarya, berinovasi, dan berprestasi. Tarian ini diciptakan oleh Pak Joko selaku guru seni dengan saya. Alhamdulillah karya ini sudah diakui secara HAKI, senagai karya intelektual tarian khas SMA Negeri 1 Wonoayu,” tuturnya.
Hari ini kami gelar secara masal dengan seluruh siswa baru, sebanyak 352 siswa. “Harapan kami tarian ini menjadi khas, karena dari Wonoayu sendiri,” harapnya.
Kami juga mengenalkan budaya Indonesia yang lain, yaitu mainan tradisional Egrang untuk siswa putra dan membatik bagi siswa putri. Jaman sekarang anak-anak bermain gadget, makanya kita kenalkan dengan Egrang. “Mulai bagaimana cara pembuatannya, dan egrang yang kami buat ini dari batok kelapa, jadi anak-anak melatih keterampilannya dan kita lombakan,” kata Bu Ririn_sapaan akrabnya.
Kemudian yang putri juga kami berikan keterampilan untuk membatik batik tulis, biar mereka bisa menghargai bagaimana Karya Batik Tulis itu untuk pembuatannya. Dari tiga kearifan lokal yang kami angkat, sesuai dengan tema kami tadi Gema Raya itu.
“Kami harapkan anak-anak tidak hanya MPLS itu sekedar mengenal bagaimana sekolah, tapi juga ada wawasan keterampilan tersendiri dan juga mengenal budayanya sendiri,” pungkas Bu Ririn.(mad)