SIDOARJO (RadarJatim.id) — Kejadian Bullying atau Perundungan nampaknya masih saja terjadi, bahkan menimpa anak-anak sekolah dasar. Agar kondisi tersebut tidak terjadi, siswa SMP YPM 1 Taman Sidoarjo berikrar anti Bullying atau anti Perundungan, pada Selasa (25/7/2023) di Gedung Anugerah 2 Komplek YPM Ngelom Taman Sidoarjo.
Hal tersebut terungkap saat penutupan MPLS SMP YMP 1 Taman, pada materi diskusi Stop Bullying, dengan menghadirkan narasumber Rastiwi Trijanti, SKM, M.Kes dari UPTD PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Dinas P3AKB Sidoarjo, yang diikuti sekitar 325 peserta didik baru tahun ajaran 2023/2024.
Dalam sesi diskusi, ternyata para siswa sangat antusias melontarkan pertanyaan-pertanyaan dan menceritakan apa yang pernah dialami. Mereka mengaku waktu duduk di bangku SD pernah mengalami bullying dari teman-temannya. Bahkan ada yang mengaku nakal hingga dicubit oleh gurunya.
Mendapat pertanyaan dan keluhan tersebut memberikan gambaran dan tips-tips untuk menghidari kondisi tersebut.
Ia katakan kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah masih saja terjadi. Kalau di sekolah yang banyak terjadi adalah kasus bullying, bentuknya baik secara fisik atau verbal, yakni mengolok-olok, kekerasan sosial dan kekerasan seksual atau pelecehan. Setelah saya sampaikan, ternyata banyak anak-anak yang mengutarakan pengalaman yang menimpa dirinya. “Oleh karena itu, tadi juga sudah saya sampaikan bagaimana cara mencegahnya. Diantaranya harus menjaga diri, jangan mudah percaya dengan orang yang belum kita kenal. Termasuk juga bagi perempuan jangan sampai anggota badan kita disentuh orang lain,” jelasnya.
Mereka kami harapkan bisa jadi pelopor dan pelapor. Pelopor itu apabila kita mengalami kasus bullying di sekolah, kita ajarkan ke mereka supaya bisa menjadi agen perunahan. Mengajak anak-anak yang suka bullying kearah yang lebih baik, bisa ekstra-ekstra di sekolah yang sesuai dengan keinginannya,” harapnya.
Waka Kesiswaan SMP YPM 1 Taman Nur Ridho, SP menjelaskan kalau MPLS di sekolahnya telah dimulai sejak 21 Juli 2023 yang diisi dengan berbagaimacam pengenalan sekolah. Termasuk pada penutupannya diisi dengan kegiatan Stop Bullying yang dilanjutkan dengan Ikrar Anti Bullying dan gelar Pentas Seni.
Ia katakan kalau materi intinya adalah tentang pengenalan kurikulum merdeka yang disampaikan oleh Waka Kurikulum, berikutnya ada sosialisasi kegiatan sekolah selama tiga tahun itu apa saja. “Ditutup dengan Ikrar Anti Bullying dan Pentas Seni, yang merupakan bentuk apresiasi pada siswa. Potensi anak-anak ini ternyata banyak sekali, mulai tari Remo, Al Banjari, Menari, Qiro’ dan juga ada Tahfidz, termasuk juga jenis ekstra olah raga,” katanya.
Waka Humas Ibnu Ato Illah memimpin langsung Ikrar Anti Bullying. ‘Saya berikrar tidak akan melaksanakan bullying, baik di sekolah maupun di luar sekolah’. Itulah bacaan ikrar singkat yang ucapannya diikuti oleh peserta didik barunya.(mad)