KEDIRI (RadarJatim.id) – Di usianya yang masih amat belia, Aditya Daiva Ardhani (13) harus berjuang seorang diri untuk menafkahi keluarganya. Sebagai anak tunggal, Adit (sapaan akrabnya) kini harus menjadi tulang punggung keluarga setelah kedua orang tuanya sakit dan tak bisa lagi maksimal beraktivitas.
Sang ibu yang bernama Samini (38) telah menderita sakit stroke sejak tahun 2020 silam. Sementara sang ayah, Supriyanto (49) juga sakit stroke 1 tahun terakhir. Adit harus seorang diri merawat kedua orangtuanya.
Nasib keluarga malang yang tinggal di RT 29 RW 8 Dusun Kemuning, Desa Tiru Kidul, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri ini sempat tak terdeteksi. Terlebih, keluarga ini sempat terkendala administrasi kependudukan untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat.
Sebelum pindah ke Kediri, mereka tinggal di wilayah Kabupaten Blitar. “KTP nya memang masih warga Blitar. Keluarga ini pindah ke Kediri sekitar 2 bulan yang lalu,” kata Muafak Shofi, Kasun Kemuning saat dikonfirmasi, Senin (13/5/2024).
Kisah Adit ini kemudian masuk dalam unggahan sebuah akun media sosial, yakni akun Instagram @marga_cista dan kemudian viral.
Dalam unggahan video tersebut, terlihat rumah yang ditempati Adit dan orang tuanya terbilang tak layak. Betapa tidak, di dalam rumah yang berukuran 4×6 meter persegi ini, sebagian ruangan tidak terdapat atapnya.
Kisah perjuangan Adit yang harus menjaga dan merawat kedua orang tuanya yang sedang sakit stroke ini kemudian viral.
Usai viral, hari ini pihak pemerintah daerah setempat datang untuk melakukan pengecekan lokasi dan pemberian bantuan. “Hari ini kita bersama dinas sosial, dinas perkim, dinas pendidikan, dinas kesehatan serta pemerintah desa setempat melakukan pengecekan di rumah Adit,” kata Camat Gurah, M. Imron usai meninjau lokasi.
Dalam assessment sementara itu, Imron memastikan keberadaan status dari keluarga Adit. Pasalnya mereka ternyata masih tercatat sebagai warga Kabupaten Blitar.
“Tadi statusnya pak Supri dan keluarga masih warga Blitar, karena ada sejarah di sini, kita nanti akan pindahkan ke Kediri. Bila statusnya sudah pindah otomatis nanti bisa memudahkan dalam hal bantuan,” terangnya.
Pihak pemerintah daerah kemudian akan memberikan bantuan sementara dalam jangka dekat ini. Seperti rehab atap untuk ruangan yang masih bocor. Kemudian untuk sekolah Adit yang masih berstatus sebagai pelajar kelas 7 di SMP 2 Blitar, pihaknya akan mengusahakan perpindahan ke SMP 1 Plosoklaten.
“Untuk Adit, kita akan pindahkan bersekolah ke Kediri yang paling dekat ke SMP 1 Plosoklaten,” ungkapnya. “Sambil menunggu alih status perpindahan alamat, kami akan bekerjasama dengan pihak desa, lewat dana desa nanti ada bantuan rehab rumah, kita juga bersinergi dengan dinas perkim,” tutupnya.
Selain pendataan itu, ada juga beberapa bantuan sembako yang diberikan oleh pemerintah setempat untuk kebutuhan Adit sekeluarga sehari-hari. (Nasrul)