SIDOARJO (RadarJatim.id) — Sebagai bentuk perwujudan P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) telah menggelar karya Seni Budaya dan Tradisi Lokal Sidoarjo, pada (17/4/2025) pagi.
Mengusung tema “Kearifan Lokal Sidoarjo dalam Karya Seni dan Dolanan Sebagai Wujud Kebinekaan Tunggal Ikaan Indonesia” pada semester genap yang memfokuskan Kearifan Lokal dan Bhineka Tunggal Ikaan.
Kegiatan ini kolaborasi dari beberapa materi pelajaran Seni Budaya, Olahraga, Bahasa Jawa. PKWU, dan Sejarah. Pagelaran Karya Siswa yang tampilkan dari kelas XI Nyadran, Jaran Kepang, Reog Cemandi, Tari Ujung, Lelang Bandeng, Ritual Ruah Desa, Prosesi Pernikahan Adat Sidoarjo, Dolanan Tradisional.
Sementara penampilan drama dari kelas XII hasil kolaborasi dari mata pelajaran sebagai pemenuhan kewajiban penilaian praktik diantaranya Sebuah Batasan, Kadita Sang Putri Laut Selatan, Harmoni dibalik Seragam, Betralya Leads To Ruin, Cerita Pulang Sekolah, Semasa SMA, Kerikil di Panggung Kekuasaan.
Hadir dalam kegiatan tersebut Ribut Wijoto, S.S. (Ketua Dewan Kesenian Sidoarjo), Joko Susilo, S.Hum., M.Hum. (LSBO PWM Jatim), Syaiful Qadar Basri, S. Pd., M. Hum (Dosen S1 Pendidikan Sendratasik UNESA), Ervin Nuriana, S.Pd, M.Pd (Dosen S1 Pendidikan Sendratasik UNESA), Sutris, S.Pd., M.Pd. (Pengawas Sekolah), Dr. Kiswanto, S.Pd., M.Pd. (Plt. Kepala Cabang Dinas Prov Jatim Wilayah Sidoarjo).

Edwin Yogi Layraananta, MIKom Direktur SMA Muhammadiyah 1 Taman menjelaskan pagelaran karya siswa yang ditampilkan dari kelas XI. Mulai nyadran, jaran kepang, reog cemandi, tari ujung, lelang bandeng, ritual ruah desa, prosesi pernikahan adat Sidoarjo, dan dolanan tradisional, untuk para siswa kelas X sendiri diikutkan sebagai Event Organizer (EO).
“Sedangkan untuk penampilan drama dari kelas XII yakni, hasil kolaborasi dari mata pelajaran sebagai pemenuhan kewajiban penilaian praktik diantaranya, sebuah batasan, kadita sang putri laut selatan, harmoni dibalik seragam, betralya leads to ruin, cerita pulang sekolah, semasa SMA, dan kerikil di panggung kekuasaan,” ungkapnya.
Untuk tujuan dilaksanakannya kegiatan tersebut, sambung Edwin Yogi, adalah memberikan pendidikan selain kognitif kepada anak-anak terkait aktivitas sosial, kerjasama, termasuk upaya membuat acara, termasuk para siswa mencari nilai kegiatan P-5.
“Kami mengangkat kearifan lokal karena, pertama, kita semua bahkan saya sendiri masih kurang mengetahui beberapa hal yang berkaitan dengan budaya di Sidoarjo,” jelasnya.
Kedua, lanjut Edwin Yogi, dalam rangka anak-anak belajar secara tidak langsung memahami keberagaman di Sidoarjo sehingga tidak mudah menyalahkan sesuai dengan pemahaman para siswa masing-masing.
“Yang ketiga, kita menjelaskan sebagai satu budaya, dimana anak-anak akhirnya bisa membedakan mana aktivitas kegiatan ibadah ritual, mana kegiatan budaya, sehingga mereka tahu dan bisa membedakan antara budaya dan aktivitas ritual keagamaan yang ada di Smamita,” tegasnya.
Kegiatan tersebut mendapatkan apresiasi dari Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Sidoarjo Dr Kiswanto SPd MPd.
“Kegiatan ini, pastinya membawa dampak yang baik untuk anak-anak kita. Dimana ditengah banyaknya perpecahan dan saling menyalahkan, mereka menggambarkan bagaimana kebersamaan dalam keberagaman di SMA Muhammadiyah bisa terbangun, saling menghargai dengan tujuan yang sama untuk kemajuan Sidoarjo,” ujarnya Kiswanto.
Lebih lanjut Kiswanto menambahkan, ada tiga bekal yang bisa diberikan kepada para siswa yakni, pertama, belajar dari hati, semua berangkat dari hati. “Jadi olah rasa ini penting sekali dan arahnya pada karakter dan perilaku,” tuturnya.(mad)