SIDOARJO (RadarJatim.id) Awal tahun 2023 ini sepertinya menjadi “mimpi buruk” bagi warga Kabupaten Sidoarjo, karena dari 18 kecamatan hampir tidak ada satupun yang lolos dari musibah jeglongan sewu atau jalan rusak.
Seperti di sepanjang jalan raya Porong – Krembung hampir seluruh badan jalan, baik di sisi kanan ataupun sisi kirinya mengalami kerusakan yang cukup parah atau dipenuhi dengan lobang dan bergelombang.
Kedalaman lobang jalan pun sangat bervariasi, rata-rata kedalaman lobang mulai dari 20 centimeter hingga 50 centimeter dan sudah sering terjadi kecelakaan bahkan menyebabkan korban jiwa.
Agung, salah satu sukarelawan pengatur lalu lintas (supeltas) yang berada di Desa Krembung, Kecamatan Krembung mengatakan bahwa kerusakan jalan raya ditempatnya tersebut sudah terjadi sekitar 2 bulan ini.
“Sekitar 2 bulan ini rusak, namun belum juga ada perbaikan,” kata Agung ditemui RadarJatim.id saat mengatur lalu lintas, Rabu (22/02/2023) siang tadi.
Dikatakan oleh Agung bahwa ia bersama warga lainnya merasa kasihan kepada para pengguna jalan sehingga memiliki inisiatif untuk mengatur arus lalu lintas disebabkan seringnya terjadi kecelakaan kendaraan, baik roda dua ataupun lebih.
Selain itu, warga secara suka rela melakukan perbaikan dengan cara menutup jalan berlobang dengan pasir atau dengan sisa-sisa cor yang dibawa oleh mobil molen saat melintas di jalan tersebut.
“Ini baru saja kami tutup dengan cor. Kami minta dari mobil molen yang lewat, dan kebetulan ada sisanya walaupun cuma sedikit,” katanya.
H. Anang Siswandoko, ST, Wakil Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sidoarjo mengungkapkan bahwa kerusakan jalan-jalan tersebut disebabkan oleh kurangnya perencanaan dari Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PU BM & SDA) Kabupaten Sidoarjo.
Ia juga mengungkapkan bahwa untuk meminimalisir kerusakan jalan, seharusnya di sisi kanan dan atau sisi kiri jalan ada saluran pembuangan air sehingga saat hujan turun tidak ada air yang menggenang dibadan jalan.
“Jelas saja cepat rusak, karena ada air yang menggenang. Hampir semua orang tahu bahwa musuhnya aspal itu air,” ungkapnya.
Selain itu, proyek betonisasi jalan raya tahun lalu yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo dan menelan anggaran hingga ratusan miliar itu tidak pernah memikirkan dampak dari pengalihan arus lalu lintas.
Dengan adanya pengalihan arus lalu lintas pada saat pembangunan betonisasi jalan tahun lalu itu, banyak kendaraan-kendaraan dengan tonase besar masuk dan melintas di jalan-jalan kecil sehingga mempercepat terjadinya kerusakan.
“Pengalihan arus lalu lintas saat proyek betonisasi tahun lalu itu juga tidak pernah dipikirkan dampaknya oleh Dinas PU (BM & SDA) Sidoarjo,” ujarnya.
Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Sidoarjo itu menegaskan bahwa Dinas PU BM & SDA harus segera melakukan perbaikan terhadap jalan-jalan milik Pemkab Sidoarjo sebelum menelan banyak korban jiwa.
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa akibat terjadinya kerusakan jalan yang hampir merata di semua wilayah kecamatan di Kabupaten Sidoarjo berdampak pada perekonomian masyarakat yang mulai bangkit pasca pandemi Covid-19.
“Secepatnya harus segera dilakukan perbaikan, agar tidak menelan banyak korban jiwa lagi,” tegasnya.
Sementara itu, Dwi Eko Kepala Dinas PU BM & SDA Kabupaten Sidoarjo belum berkenan memberikan komentarnya, saat dikonfirmasi melalui Wall Chat WA-nya hanya dijawab “Masih Giat Mas” saja.
Sebagaimana diketahui bahwa Pemkab Sidoarjo lagi getol mengerjakan proyek betonisasi jalan, namun dari 1.016 kilometer hanya 47 kilometer yang sudah dilakukan betonisasi oleh Pemkab Sidoarjo sampai akhir 2023 lalu. (mams)