GRESIK (RadarJatim.id) – DPD Partai NasDem Kabupaten Gresik siap mengusung bakal calon bupati (bacabup) Gresik sendiri pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024. Kesiapan itu seiring dengan penetapan target 12 kursi di DPRD Gresik hasil Pemilu legislatif yang juga akan digelar 2024.
“Ya, ini konsekuensi logis. Kalau target kami tercapai dan mampu mendudukkan 12 kadernya di DPRD Gresik, tentu kami akan berangkatkan sendiri. Masak jadi pupuk bawang terus. Kami pasang target 12, secara politis memang ada tujuannya. Inilah politik. Tapi jangan tanya siapa calonnya sekarang loh. Saat ini kami konsentrasi dulu ke Pemilu legislatifnya,” ungkap Ketua DPD Partai NasDem Gresik Syaiful Anwar, saat ditemui di Rumah Pemenangan NasDem di Perumahan Gresik Kota Baru (GKB), Minggu (30/10/2022).
Dikatakan, memasang target 12 kursi di DPRD tak luput dari keinginan mengusung sendiri bacalon bupati pada Pilkada 2024. Hal ini untuk memperkuat positioning NasDem di mata publik, khususnya para konstituen, bahwa tanpa koalisi pun NasDem memiliki kemampuan mengusung calon bupati. Meski begitu, pihaknya tak menampik koalisi dengan partai lain yang memilki visi dan agenda politik yang sama untuk masyarakat Gresik.
Menurut dia, mematok target 12 kursi di DPRD Gresik bukan mengada-ada, tetapi sangat realistis jika milihat progres kinerja NasDem dalam beberapa dekade terakhir, termasuk terkait kesiapan dan kematangan struktur partai di semua level. Ia mencontohkan, pada Pemilu 2014, NasDem Gresik hanya mampu meraih 1 kursi di dewan. Pada Pemilu berikutnya, yakni 2019, kursi yang diraih naik signifikan menjadi 5 kursi. Artinya ada kenaikan 5 kali lipat.
“Kalau pada Pemilu 2024 naik menjadi 12 dari 5 kursi yang sekarang, itu kan cuma 100 persen lebih dikit gitu. Jauh lebih kecil dari progres capaian 2019 yang 400 persen kenaikannya. Sekarang mestinya lebih ringan kalau harus nambah 7 untuk jadi 12 kursi,” katanya meyakinkan.
Sementara Sekretaris DPD Partai NasDem Gresik Ainul Fuad menambahkan, jika target 12 kursi dewan terealisasi, merupakan keniscayaan jika partainya mengusung sendiri bacabup Gresik pada Pilkada 2024. Apalagi, lanjut Fuad, sesuai kalkulasi politik yang dilakukan partainya, perolehan 12 kursi pada pemilu 2024 merupakan proyeksi yang raasional atau realistis.
“Kami bertekad untuk merealisasikan terget 12 kursi, apalagi caleg-caleg yang kami pasang memiliki kapasitas dan elektabilitas yang cukup tinggi. Semua caleg NasDem yang lolos pencalonan di semua Dapil (daerah pemilihan, Red) sudah melalui tahapan seleksi verifikasi yang ketat dan sudah lewat tahapan survey yang dilakukan Tim DPP NasDem,” ujar Fuad seraya menambahkan, dalam menjaring caleg, NasDem menerapkan kebijakan anti-mahar bagi yang pendaftar, alias gratis.
Ia katakan, untuk mewujudkan target 12 kursi dimaksud, NasDem telah melakukan strategi khusus, di antaranya bedah Dapil yang melibatkan para pengurus di tingkat kabupaten dan kecamatan. Hal itu dimaksudkan untuk memetakan kekuatan caleg di masing-masing Dapil, sekaligus untuk mengetahui daerah-daerah pemilihan mana yang masuk kategori unggul dan mana yang masih perlu digenjot.
Ditambahkan, dengan asumsi 12 kursi yang akan diraih, diharapkan 8 Dapil di Kabuopaten Gresik seluruhnya mampu mendulang perolehan suara minimal 1 kursi dan 4 Dapil khusus atau unggulan yang masing-masing mampu mendulang minimal 2 kursi.
“Di Bedah Dapil inilah bisa diketahui, mana-mana Dapil yang kuat dan Dapil masih perlu digenjot lagi, sehingga hasilnya signifikan,” ujarnya.
Disinggung apakah calon bupati yang akan diusung NasDem nanti harus dari internal partai atau kader partai, Fuad menegaskan, hal itu tidak ada keharusan. Yang pasti, tandasnya, cabup yang akan diusung hatus memiliki kapasitas dan elektabilitas yang kuat, visioner, dan mampu membawa perubahan yang lebih baik bagi masyarakat dan pemerintahan Kabupaten Gresik.
“Tidak harus kader partai. Bisa saja dari profesional atau birokrat, misalnya, asal benar-benar punya kapasitas yang mumpuni untuk memimpin dan elektabilitasnya tinggi di mata masyarakat,” katanya. (sto)