GRESIK (RadarJatim.id) – Meski telah mengusulkan 5 nama ke DPP PDIP, DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Gresik mengisyaratkan masih membuka diri bagi partai lain untuk mengisi posisi bakal calon wakil bupati untuk dipasangkan dengan bakal calon (balon) bupati kader partainya dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Gresik 2024. Hal itu karena untuk bisa mengusung bakal calon bupati/wakil bupati, PDIP masih membutuhkan tambahan 1 kursi lagi.
“Kami, sesuai hasil Rakorcab (Rapat Koordinasi Cabang, Red) kemarin memang sudah mengusulkan 5 nama untuk posisi bupati dan wakil bupati. Tapi, masih terbuka kemungkinan masuknya bakal calon baru, terutama di posisi wakil bupati,” ujar Ketua DPC PDIP Gresik, Mujid Riduan, menjawab RadarJatim.id yang menghubunginya, Senin (20/5/2024) petang.
Terbukanya peluang partai lain untuk memajukan bakal calon itu mengingat, PDIP belum bisa mengusung sendiri bakal calon bupati/wakil bupati tanpa berkoalisi dengan partai lain. Pasalnya, hasil Pemilu legislatif, Februari 2024 lalu, PDIP “hanya” memeroleh 9 kursi untuk DPRD Gresik, sementara syarat minimal perolehan kursi dewan untuk bisa mengusung bakal calon adalah minimal 10 kursi (20%).
Seperti diberitakan RadarJatim.id kemarin, Rakorcap DPC PDIP Gresik memutuskan mengusulkan 5 nama ke DPP PDIP untuk maju dalam kontestasi Pilkada Gresik yang diagendakan pada Novemver 2024. Dari lima nama itu, 4 nama berasal dari kader internal PDIP, sementara 1 nama lainnya berasal dari partai lain yang mendaftar penjaringan bakal calon bupati/wakil bupati lewat PDIP Gresik.
Adapun nama-nama yang diusulkan ke DPP PDIP adalah 4 kader internal PDIP, yakni Bupati Fandi Akhmad Yani (incumbent) sebagai bakal calon bupati, Mujid Riduan, Noto Utomo, dan Wakil Bupati Aminatun Habibah (incumbent) sebagai bakal calon wakil bupati. Satu lagi nama dari eksternal PDIP adalah Ketua DPC Gerindra Gresik Asluchul Alif juga diusulkan sebagai bakal calon bupati (https://radarjatim.id/rakorcab-pdip-gresik-usulkan-5-nama-maju-dalam-kontestasi-pilkada-2024/).
Mujid yang juga Wakil Ketua DPRD Gresik ini menyadari, ke-5 nama tersebut merupakan usulan PDI Gresik, namun kewenangan untuk memutuskan siapa yang bakal maju dalam kontestasi Pilkada Gresik, baik di posisi bakal calon bupati maupun wakil bupati ada di tangan DPP PDIP. Ia menambahkan, meski telah mengusulkan 5 nama, masih ada peluang masuknya nama lain untuk mengisi bakal calon yang akan diusung.
“Misalnya partai mitra koalisi nanti ngotot minta posisi wakil bupati, tentu kami tidak bisa memaksakan diri untuk menolaknya, karena kursi PDIP masih kurang satu untuk bisa mengusung bakal calon. Ini rasional. Kalau saling ngotot, kan tidak bisa mendaftarkan bakal calon,” tandasnya.
Disinggung partai apa yang berpotensi berpasangan dengan bakal calon bupati yang akan diusung PDIP, Mujid belum bisa memastikan. Namun ia mengisyaratkan, peluang itu ada di 4 partai, yakni PAN, PPP, Demokrat, atau Nasdem. Keempat partai tersebut, perolehan kursinya di DPRD Gresik dari hasil Pemilu legislatif (Pileg) Februari 2024 lalu relatif kecil. PAN, PPP, dan Demokrat masing-masing mendapay 3 kursi dan Nasdem hanya 2 kursi.
“Ya, yang paling berpeluang ya yang dapat kursi sedikit untuk mau di posisi wakil bupati dan itu masuk akal. Tapi, yang memutuskan tetap DPP,” tambahnya.
Disinggung apakah sudah ada pembicaraan dengan partai-partai untuk berkoalisi, Mujid mengaku sudah ada, namun belum final. Ia menambahkan, pendekatan akan terus dilakukan untuk memfinalkan koalisi, sehingga bisa mengusung bakal calon bupati/wakil bupati untuk didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Gresik.
“Sebarnya dengan semua partai kami sudah berkomnikasi, tapi memang belum mengerucut. Insya Allah dalam waktu dekat sudah ada gambaran yang jelas,” pungkasnya. (sto)