SIDOARJO (RadarJatim.id) Pemerintah Desa Penambangan, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo berharap agar ada jembatan permanen pengganti moda perahu tambang. Saat ini di desa tersebut memanfaatkan perahu tambang untuk melintasi wilayah Kabupaten Gresik, begitu pula sebaliknya dari Kabupaten Gresik yang hendak menuju Kabupaten Sidoarjo.
“Pihak desa sudah sering kali mendapatkan surat dari Dinas Perhubungan, baik dari Jatim maupun Sidoarjo terkait larangan perahu tambang. Jadi solusi dari tidak boleh beroperasinya perahu tambang harus ada jembatan permanen,” kata Kades Penambangan Helmy Firmansyah, Rabu (4/6/2025).
Saat ini operasional perahu tambang dikelola pihak Bumdes, dimana setiap pengendara dikenakan tarif Rp 2 ribu. Sedangkan modal petahu tambang memanfaatkan tongkat buka motode ditarik karena dinilai lebih aman saat ada arus deras.
“Banyak warga Sidoarjo yang berkerja di Gresik dan warga Gresik yang kerja di Sidoarjo memanfaatkan jasa perahu tambang. Karena lebih efisensi dan waktunya lebih cepat dibandingkan harus memutar lewat jalan raya. Dengan dibangunnya jembatan permanen, nanti bisa jadi solusi kalau perahu tambang dilarang beroperasi,” tegasnya.
Aspirasi ini disampaikan saat pihaknya menerima kunjungan anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra Dapil Surabaya-Sidoarjo, Ir.H.Bambang Haryo Soekartono (BHS). Saat itu, BHS, meninjau aktivitas perahu tambang. Bahkan Dewan Pakar DPP Partai Gerindra ini juga ikut naik perahu tambang untuk menyeberang ke wilayah Gresik dan kembali lagi ke wilayah Sidoarjo yang aksesnya melalui Desa Penambangan lebih cepat.
“Perlunya pengawasan operasional keselamatan perahu penyeberangan sungai yang menjadi penghubung antara Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Gresik. Perahu itu memiliki batas stabilitas. Kalau kelebihan kapasitas atau posisi penumpangnya tidak seimbang, sangat rawan terbalik,” kata Bambang Haryo Soekartono.
Untuk itu, pihaknya kembali mengingatkan akan pentingnya alat keselamatan seperti jaket pelampung yang harus tersedia di atas perahu tambang. Ketua Dewan Pembina DPD Partai Gerindra Jatim ini juga mendukung usulan dari Kades Penambangan yang perlunya pembangunan jembatan permanen.
Pembangunan jembatan perlu mempertimbangkan alur sungai yang masih dimanfaatkan sebagai jalur transportasi air. Jangan sampai menghambat alur sungai. Karena transportasi air ini jauh lebih efisien, tidak merusak jalan, dan tidak menyebabkan kemacetan seperti transportasi darat.
“Sidoarjo ini memiliki potensi besar dalam pengembangan transportasi sungai. Ada 48 sungai primer dan sekunder belum termasuk yang tersier. Jadi transportasi air seharusnya bisa dimaksimalkan oleh masyarakat,” pungkasnya. (RJ1/RED)