GRESIK (RadarJatim.id) — Agenda pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak di Indonesia, termasuk untuk memilih bupati/wakil bupati Gresik, masih cukup jauh, yakni 27 November 2024. Namun, SD Al Islam Morowudi, Kecamatan Cerme, Gresik, telah mendahului menggelar “Pilkada”.
Bedanya, pemilihan yang berlangsung di SD Al Islam pada Rabu (17/7/2024) ini bukan memilih kepala daerah, tetapi ketua kelas dan perangkatnya secara serentak. Panitia yang di-back up guru pendamping berupaya membuat proses “Pilkada” untuk memilih ketua dan perangkat kelas, semeriah-meriahnya, menyerupai Pilkada beneran. Ada kotak suara yang disiapkan, ada bilik suara, juga ada kartu suara yang memuat gambar para calon yang mengikuti kontestasi “politik” di kelas masing-masing.
“Antusias yang cukup besar ditunjukkan para siswa kelas 2-6 dalam rangka menyiapkan perangkat kelas tahun pelajaran 2024- 2025 ini. Ini layak diapresiasi,” ujar Fitria Novita Sari, guru dan Wali Kelas 3 A, Kamis (18/7/2024).
Dikatakan, pemilihan ketua kelas (Pilkalas) di setiap kelas tak kalah riuhnya dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang tengah diikuti siswa kelas 1. Agenda Pilkalas dan jajarannya merupakan agenda selanjutnya di MPLS tahun ini. Tak heran, para ustadz/ustadzah juga sibuk menyiapkan pelaksanaan Pilkalas tersebut, mulai dari menyiapkan kertas suara, kotak suara, juga tak lupa bilik suara. Suasana Pilkalas sengaja dibikin menyerupai Pilkada beneran. Tak ayal, kemeriahan pun terpancar di kelas-kelas yang tengah punya gawe tersebut.
Ditambahkan, pelaksanaan Pilkalas sangat kondisionnal, tapi dinilai cukup bermanfaat sebagai pembelajaran siswa sebagai wujud dari karakter pelajar Pancasila. Di kelas bawah (kelas 2 dan 3), untuk penjaringan calon, ditawarkan ke semua siswa, siapa yang berminat menjadi perangkat kelas dan diminta mendaftar. Mendekati hari H pencoblosan, rata rata di setiap kelas ada 4 sampai 5 calon. Disepakati, yang sudah pernah menjadi perangkat kelas di tahun ajaran sebelumnya, tidak mencalonkan dan memberikan kesempatan kepada yang belum pernah dengan maksud terjadi regenerasi.
Sementara proses Pilkalas di kelas atas (kelas 4-6), menurut Shofiatur Rohmah, guru kelas 6 A, juga hampir sama. Sebelumnya ada penawaran kepada yang bersedia dicalonkan menjadi perangkat kelas. Calon-calon perangkat dimintai kesediaan dan juga dimintai rencana apa saja yang akan dilakukan jika mereka terpilih menjadi ketua kelas. Dimulai pukul 07.30 WIB, Pilkalas dilakukan di semua kelas yang sebelumnya diberikan arahan dan aturan mainnya oleh guru, bahwa setiap anak hanya diperbolehkan memilih satu orang calon.
“Hasil penghitungannya, suara terbanyak otomatis menjadi ketua kelas dan yang mendapatkan suara terbanyak kedua, menjadi wakil ketua kelas. Sementara yang mendapatkan perolehan suara ketiga dan seterusnya menjadi sekretaris dan bendahara, dan seterusnya,” ujar Shofi, sapaan akrab Shofiatur Rohmah. (maz)