SIDOARJO (RadarJatim.id) — BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Gefisika) Juanda Sidoarjo telah memprediksi awal musim hujan di wilayah Jawa Timur akhir November 2023. Namun, puncak hujan terjadi pada bulan Februari tahun depan.
Oleh karena itu untuk menghadapi musim penghujan, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mensiagakan belasan rumah pompa. Termasuk juga melakukan normalisasi sungai-sungai yang mengalami penyempitan dan pendangkalan. Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air juga membersihkan sampah maupun tumbuhan liar yang menutupi aliran sungai serta melakukan pengerukan sedimentasi sungai.
Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali menyampaikan Kabupaten Sidoarjo sebagai kota Delta memiliki banyak sungai. Terhitung ada 48 sungai besar, jumlah tersebut belum termasuk sungai kecilnya. Kondisinya, dimusim kemarau saat ini banyak ditumbuhi tanaman liar serta sampah. “Menghadapi musim penghujan yang akan datang, salah satu upaya kami adalah mencegah banjir dengan mengoptimalkan fungsi saluran dan sungai,” ucapnya.
Bupati Muhdlor juga menyebutkan wilayah Tropodo di Kecamatan Waru juga menjadi salah satu daerah yang mengalami genangan saat hujan tiba. Telah dibangun enam rumah pompa untuk mengatasi genangan air musiman tersebut. Sedangkan di wilayah kota, terdapat rumah pompa di tiga titik. Dua dialiran sungai Sidokare dan satu lagi di samping jembatan tol Sidoarjo.
“Yang ada di Tropodo Waru yang sedianya lima pompa kami tambah satu rumah pompa, jadi ada enam rumah pompa, ini agar genangan tahunan akhir dan awal tahun dapat berkurang, Insya Alloh 75 persen dapat teratasi,” haranya.
Menurut Kepala Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air Sidoarjo Dwi Eko Saptono menyampaikan, rumah pompa terus disiagakannya. Kurang lebih ada 14 rumah pompa yang siap menyedot genangan air hujan.
Ada tiga wilayah di Kabupaten Sidoarjo yang mengalami genangan saat hujan. Yang tertinggi di wilayah Kecamatan Tanggulangin, tepatnya di Desa Kedungbanteng, Desa Banjarpanji, Desa Banjar Asri serta Desa Kalidawir. Desa-desa itu tergenang karena faktor penurunan tanah di sekitar wilayah tersebut.
“Ada lima rumah pompa yang ada di Tanggulangin, kondisi alam yang terjadi di desa ini menyebabkan adanya cekungan, cekungan ini yang kami antisipasi dengan meletakkan pompa-pompa penyedot air,” katanya.(mad)