SIDOARJO (RadarJatim.id) — Pemkab Sidoarjo memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada MKKS PK LK Sidoarjo yang telah berhasil menggelar Peringatan Hari Disabilitas Intetnasional (HDI) 2024, dengan berbagai gelar seni budaya dan pameran hasil karya siswa, pada (3/12/2024) pagi, di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo.
Apresiasi tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris Daerah Sidoarjo, Dr. Fenny Apridawati, M.Kes, yang sekaligus siap akan memfasilitasi anak-anak disabilitas bisa bekerja di perusahaan-perusahaan yang ada di wilayah Kabupaten Sidoarjo.
Ia tegaskan, hingga saat ini hanya ada 281 anak disabilitas yang telah bekerja di 46 perusahaan. Padahal perusahaan di Sidoarjo jumlahnya ada sekitar 7.061 perusahaan. Sehingga masih 0,6 persen, belum ada 2 persen sebagai kewajiban Pemkab Sidoarjo maupun BUMD (Badan Usaha Milik Daerah). “Komitmen kita untuk mengejar 2 persen, saya minta dengan sangat kepada Ka Disnaker, di tahun 2025 segera mengambil langkah strategis untuk melakukan BKK (Bursa Kerja Khusus) Disabilitas,” tegasnya.
Lanjutnya, sebagai komitmen Pemkab Sidoarjo, saat ini Perda terkait Disabilitas sudah sampai di DPRD Kabupaten Sidoarjo. Prosesnya cukup panjang, dan Alhamdulillah Perdanya sudah diserahkan sendiri oleh Plt Bupati Sidoarjo Subandi. “Jadi tidak perlu diragukan lagi komitmen Pamkab Sidoarjo, terus berusaha memenuhi harapan disabilitas,” terang Fenny Apridawati.
Sementara itu, Ketua MKKS SLB Wilayah Sidoarjo, Lestari Hariyati, S.Pd sangat berharap Perda yang telah disusun itu segera di gedhok dan disetujui, bahwasanya nanti setiap perusahaan dan semua BUMD mau menerima siswa-siswi disabilitas untuk bekerja di perusahaan tersebut.
“Insya Allah kalau Perda itu sudah terbit dan sudah disahkan, maka semua perusahaan di Sidoarjo harus menampung anak-anak disabilitas. Dengan adanya Perda itu saya berharap semua anak disabilitas Insya Allah akan tertampung,” harapnya.
“Sebagai langkah awal, saya mengharapkan semua kepala sekolah SLB di Kabupaten Sidoarjo untuk memberikan keterampilan siswanya yang sesuai dengan harapan perusahaan. Misalkan ada perusahaan konveksi maka keterampilan yang diberikan ke siswa-siswi itu adalah keterampilan penjahit. Mungkin di perusahaan sepatu anak-anak yang tunagrahita juga diberikan keterampilan bagaimana cara mengemas sepatu, atau dalam bentuk keterampilan yang lebih mudah,” harap Bu Lestari.
“Keterampilan-keterampilan itu bisa kita lakukan secara rutin, dengan harapan anak-anak setelah lulus bisa langsung bekerja yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan,” pungkas Bu Lestari.(mad)