GRESIK (RadarJatim.id) – Gelaran Pesta Rakyat dan Bazar UMKM yang diselenggarakan oleh Relawan AMIN Gresik (RAG) dan didukung Partai Ummat (PU) Gresik dan para calegnya sejak Sabtu (3/2/2024), dipungkasi dengan pengajian umum dan nonton bareng (nobar) debat calon presiden, Minggu (4/2/2024) malam. Pengajian umum digelar pada pukul 16.00 WIB hingga menjelang azan Maghrib dengan menghadirkna Ustadz Amal Syarifuddin sebagai penceramah utama.
Dalam pengajian umum di sepanjang Jl. KH Zubair itu, ratusan warga pendukung pasangan calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) AMIN (Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar) dan simpatisan PU nampak memadati tenda yang disiapkan panitia. Bahkan besarnya animo masyarakat, banyak peserta yang tidak kebagian kursi, sehingga harus rela berdiri atau duduk di teras rumah warga di sepanjang jalan tersebut.
Dalam sambutannya, Caleg PU untuk DPR RI daerah pemilihan Kabupaten Gresik-Lamongan, Muhammad Okbah, kembali mengingatkan kepada masyarakat agar tidak mudah tergiur dan terjebak oleh praktik politik uang (money politic) yang lazim dilakukan oleh para caleg, baik untuk DPRD kabupaten, provinsi, maupun DPR RI, termasuk saat pilpres dan pilkada. Pasalnya, praktik tersebut justru berdampak negatif bagi masyarakat dan merusak sendi-sendi demokrasi dan religiusitas.
“Jangan dianggap sepele, karena politik uang atau politik transaksional itu justru merusak masyarakat sendiri. Politik uang akan memicu caleg jika jadi nanti, justru berjuang keras untuk balik modal meski harus ditempuh dengan jalan yang terlarang, misalnya korupsi. Jadi pilihlah calon pemimpin itu dengan hati nurani dan keilahian sesuai kapasitas yang dimiliki, bukan wani piro?” ujar Okbah, caleg DPR RI dengan nomor urut 2 itu.
Sementara Ustadz Amal Syarifuddin dalam tausyiyah-nya mengatakan, Islam menjunjung tinggi etika dan moral, yang dalam perspektif Islam diwujukan dalam perilaku akhlaknya sehari-hari. Karena itu, terkait kepemimpinan bangsa yang kini dikemas dalam pemilu, ia menyarankan agar umat Islam memilih pemimpin –di antara calon yang ada–, yang ibadahnya paling mumpuni.
Baiknya moral pemimpin, katanya, bisa dilihat dari model atau karakteristik masyarakat yang dipimpinnya. Dengan suara berapi-api, ia menyayangkan kerusakan moral yang saat ini melanda di hampir semua elemen dan lapisan masyarakat, apalagi di elite politik. Maraknya korupsi yang menjerat para pejabat negara di banyak instansi, lanjut dia, menggambarkan buruknya kepemimpinan di negeri ini.
“Karena itu, jangan pilih pemimpin yang zalim. Pemilu saat ini sudah edan-edanan. Karena itu, Capres wajib taat kepada Allah dan taat ibadah, itulah yang harus kita pilih,” ujarnya.
Ia menegaskan, Capres/Cawapres harus punya kualitas spiritualitas yang tinggi dan itu ada pada pasangan AMIN. Ditambahkan, sebagai Muslim sudah selayaknya memilih Capres/Cawapres yang dekat dan bisa membaca Al Quran.
“Ojo pisan-pisan milih capres yang nggak bisa baca Al Quran. Ancur, remek kalau kita pilih yang nggak bisa baca Al Quran. Selain itu, pilihlah Capres yang rajin sholate. Dan, yang pas ya pasangan AMIN, bukan yang lain,” tandasnya. (sto)







