SIDOARJO (RadarJatim.id) — SMA Islam Parlaungan Waru Sidoarjo terus senantiasa berkomitmen dalam penguatan karakter, ikut andil dalam Peringatan Hari Santri Nasional yang menjadi rangkaian Acara Oktober Bersemi, Santri Parlaungan Beraksi.
Rangkaian kegiatan ini dipersembahkan sebagai bagian tak terpisahkan dalam penanaman karakter sekaligus Gelar Karya P5 (Proyek PenguatanProfil Pelajar Pancasila).
Tidak ada tanggal merah bagi sekolah ini, begitulah pendapat sebagian besar siswa di sekolah, karena selalu ramai dengan inovasi kegiatan sehingga siswa selalu seru dan ramai setiap pulang sekolah untuk meramaikan aula sekolah, demikian curcol peserta didik atas nama Abid Billah, kelas XII Abu bakar Ash shiddiq.
Bermula dengan adanya Reformasi Organisasi Soswa di sekolah, baik OSIS maupun Pramuka. Kemudian kegiatan berlanjut Santri Parlaungan Mendidik. Dimana peserta program Diniyah Akselerasi melaksanakan Program Pembelajaran di kelas di bawahnya, program ini bertujuan untuk melatih mental dan pemahaman peserta didik dalam mempraktekan kemampuan mengajar di kelas.
Program sekolah yang ditunggu dan menjadi unggulan adalah Nyantri alias Ngaji dengan suasana Santri selama 3 hari di sekolah. Kegiatan yang diisi oleh ustaadz ustaadzah luar skeolah baik dari pondok maupun tokoh msyarakat sekitar yang menginspirasi.

Kegiatan ini dilengkapi dengan adanya makan sambil antri membawa perlengakpan makan dan merasakan bagaimana nikmatnya menjalani suasana pondok di sekolah.
Ditutup dengan upacara hari santri pada 22 Oktober 2024 sekaligus pengambilan sumpah pelantikan pengurus OSIS dan Pramuka baru.
Dalam pidatonya, Slamet, S.Si, Gr, M.Pd selaku Kepala Sekolah menegaskan bahwa sebagai santri di era digital ini, tugas kita juga tidak kalah berat. Kalau dulu santri berjuang dengan bambu runcing, sekarang kita harus melawan ‘bambu sinyal’ dimana jihad zaman sekarang itu melawan rasa malas, dan itu musuh yang berat. Pelajar masa kini, harus serba bisa, serba cerdas, dan serba beriman.
Ia juga berpesan, untuk seluruh santri di sekolah, jangan lupa tetap tawadhu’, rajin ngaji, dan kalau bisa, jangan sampai ngantuk di tengah ceramah. Kecuali kalau ceramahnya panjang banget. “Semoga kita semua tetap jadi santri yang keren di dunia dan akhirat,” pesannya.
Menurut Abid Billah sebagai salah satu pelajar di kelas XII, Sebagai santri, kita bukan hanya pewaris ilmu agama, tetapi juga pewaris perjuangan bangsa. Seperti dulu para santri berjuang mengusir penjajah dengan semangat jihad, kini giliran kita berjuang menghadapi tantangan zaman yang berbeda. “Tantangan digital, tantangan moral, hingga tantangan dalam merengkuh kemajuan,” katanya.
Santri masa kini adalah santri yang siap menghadapi masa depan, yang tidak hanya kuat dalam ilmu agama, tapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan dunia modern. “Mari kita jaga nilai-nilai santri, terus berjuang, dan bersiap menyongsong masa depan dengan penuh optimisme,” ajaknya.(mad)