SIDOARJO (RadarJatim.id) – Perwakilan Gapoktan dan Petani Sidoketawang wadul ke Bapak Petani Sidoarjo Ir. H Bambang Haryo Soekartono (BHS). Mereka menyampaikan aspirasi terkait kondisi afour Simoketawang yang mengalami pendangkalan.
“Warga Simoketawang ini mengalami kesulitan dibidang pertanian, yang dimana afour menuju ke sungai buntu, mengalami pendangkalan dan sekarang bukan sungai lagi tapi daratan. Beliau-beliau (para petani,Red) ini minta bantuan kita untuk mengusahakan ke dinas dulu, dinas PU untuk segera menyelesaikan melancarkan afour,” kata Bambang Haryo Soekartono.
Caleg DPR RI nomer urut 1 daerah pemilihan Sidoarjo-Surabaya dari Partai Geridnra ini sebelumnya bertemu dan dialog bersama gabungan kelompok tani (Gapoktan) Desa Simoketawang, pada Kamis (18/1/2024). Dalam dialog itu, terungkap jika pendangkalan sungai sudah berlangsung bertahun-tahun dan kerap memicu gagal panen lantaran pendangkalan jadi sarang tikus.
Bambang Haryo mendorong dinas terkait untuk merealisasikan, mengingat perawatan afour dilakukan dengan tenggang waktu cukup lama yakni 5 tahun sekali. Akibat terlalu lama, penumpukan pendangkalan ini menyebankan sungai seperti daratan dan tumbuh pohon pisang.
Kondisi pendangkalan juga bisa berdampak terhadap sektor pertanian seperti aliran air yang seharusnya mengalir menjadi kurang lancar dan mengakibatkan sawah terendam banjir. Belum lagi akibat sedimentasi yang sudah menjadi gundukan tanah ini, para petani juga mengeluhkan menjadi sarang hama tikus.
“Ini menyangkut masalah panen daripada petani yang ada disini. Kalau nanti dinas terkait kesulitan, kita bisa pinjam pontonnya operatornya dari kita, untuk mempercepat normalisasi,” tegas anggota DPR RI periode 2014-2019 ini.
Sementara itu, Muhammad Zainuddin salah satu anggota Gapoktan dan tokoh warga sekitar mengatakan pendangkalan sungai afur ini ditakutkan menjadi penyebab gagal panen akibat serangan hama tikus yang bersarang di gundukan tanah afur tersebut.
Pihaknya juga menghawatirkan belasan hektare sawah di area tersebut terendam banjir dan alami gagal panen akibat pendangkalan sungai afur. “Selain hama tikus, banjir juga jadi ancaman apalagi musim hujan juga belum menemui puncaknya. Semoga normalisasi segera dilakukan untuk antisipasi hal-hal tersebut,” kata Zainuddin. (RJ/RED)