GRESIK (RadarJatim.id) – Puluhan warga Kelurahan Tlogopojok, Kecamatan Gresik, Jawa Timur menggelar aksi demonstrasi kepada manajemen PT Perokimia Gresik (PG), Senin (12/6/2023). Dalam aksi yang didampingi oleh Gerakan Pemuda Nusantara (Genpatra) itu, mereka menuntut perusahaan produsen pupuk itu mempekerjakan warga Tlogopojok, yang kini masih banyak pengangguran.
Aksi yang berlangsung di ruas Jalan Gubernur Suryo, tepatnya di simpang tiga Oxo itu, digelar mulai pukul 13.00 WIB. Namun, hingga mereka membubarkan diri menjelang Maghrib, lembar draf kesepakatan bersama yang disodorkan oleh warga belum juga ditandatangani oleh wakil manajemen Petro.
KArena sudah menjalang petang, mereka memilih membubarkan diri dan akan melakukan aksi lanjutan. Mereka membubarkan diri untuk menghindari kemungkinan risiko, karena di antara para pendemo itu, terdapat sejumlah anak di bawah umur.
“Sebenarnya kami disuruh menunggu hingga manajemen perusahaan tanda tangan pada lembar kesepakatan yang kami siapkan. Tapi karena sudah menjelang malam, kami khawatir ada apa-apa, karena banyak anak kecil yang ikut demo,” ungkap Ali Candi, Ketua Genpatra Gresik, dihubungi seusai aksi, Senin (12/6/2923).
Dalam aksi di tengah terik matahari itu, ada 3 tuntutan yang mereka sampaikan kepada manajemen Petro. Ketiganya adalah (1) Bebaskan Tlogopojok dari mafia pekerja yang mengatasnamakan warga; (2) Pengangguran di ring 1 wajib diprioritaskan tanpa syarat di lingkup PT Petrokima Gresik; dan (3) PT Petrokimia Gresik wajib transparansi dan melibatkan warga Tlogopojok (bukan oknum yang mengatasnamakan warga) dalam perekrutan tenaga kerja di ring 1.
Aksi yang dikorlapi Fajar Rubianto itu tak sampai menutup total jalan. Mobil komando yang dipakai sebagai sarana aksi diposisikan persis di tengah bahu jalan, sehingga meski arus lalu lintas merambat, tak sampai membuat macet total. Sekitar pukul 15.15, direksi Petro yang diminta menemui peserta aksi tak juga datang.
Akhirnya, dimediasi oleh Lurah Tlogopojok Eko Bambang Wahyu C. dan Camat Gresik Wicaksono dialog dilakukan di halaman balai kelurahan Tlogopojok. Dari pihak manajemen Petrokimia Gresik hadir Doni, dari bagian Humas.
Di halaman balai kelurahan tersebut, warga mempertegas kembali 3 tuntutan itu. Namun, ketika diminta menandatangani draf lembar kesepakatan yang disiapkan warga, Doni memilih diam dan menyanggupi untuk membawa dan meneruskan draf kesepakatan bersama itu ke pimpinan di kantor Petro.
Mediasi di halaman balai kelurahan itu pun tak menghasilkan kesepakatan apa-apa. Sekitar pukul 16.20 WIB, mereka lalu bergeser ke simpang empat pabrik Petro, yang masih di Jalan Gubernur Suryo. Kali ini, mobil komando tidak diparkir di tengah jalan seperti di simpang tiga Oxo yang berjarak sekitar 200 meter dari simpang empat pabrik petro. Mobil komando diparkir agak masuk ke area pabrik, sehingga tak mengganggu padatnya arus lalu lintas di jalan penghubung Gresik – Manyar dan kawasan Pantura itu.
Menurut Cak Ali, sapaan akrab Ali Candi, pihaknya masih menunggu itikad baik pimpinan atau direksi Petro untuk mau menandatangani draf kesepakatan bersama yang juga memuat 3 tuntutan warga sebagaimana mereka orasikan dalam aksi di atas mobil komando.
Namun, lanjutnya, tuntutan agar warga Tlogopojok dipekerjakan di perusahaan, tak bisa ditawar lagi. Selain warga kelurahan Tlogopojok yang berada di ring 1, tuntutan itu juga amanat Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Gresik Nomor 7 tahun 2022 tentang penggunaan tenaga kerja lokal minimal 60%.
“Tapi kalau sampai manajemen tidak menunjukkan itikad baik seperti dalam kesepakatan bersama, kami akan turun lagi dengan peserta jauh lebih besar dengan dukungan massa dari Genpatra tingkat provinsi Jatim.” tegas Cak Ali. (sto)