SURABAYA (RadarJatim.id) — Melalui program PKM Unesa (Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Surabaya), berupa pelatihan dan sosialisasi untuk memberikan pengetahuan dan informasi tentang perkembangan ilmu terbaru, khusus olahraga.
Sehingga Tim PKM) Unesa dari Program Vokasi, yang diketuai oleh Dr. Wijono, M.Pd. serta anggota Dio Alif Airlangga Daulay, S.Pd., M.Pd. dan Satriana Fitri Mustika Sari, ST., MT. telah melakukan kunjungan di SMP Muhammadyah 2 Surabaya pada (20/5/2024) lalu berkunjung SMP Muhammadiyah 2 Surabaya, ditemui kepala sekolahnya, Dra. Ida Indahwati Waliulu dan guru Penjasor Dwi Bagus, P.Pd untuk berdiskusi pola tentang pembinaan tinju usia dini, khususnya di SMP Muhammadyah 2 Surabaya.
Ketua Tim PKM Unesa Wijono menjelaskan kalau dari perbincangan tersebut diharapkan dari pihak Unesa khususnya tim PKM untuk dapat memberikan Pelatihan Tinju Mini Untuk Usia Dini Bagi Siswa SMP Muhammadyah 2 Surabaya. “Berdasarkan informasi yang diperoleh terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh siswa yang belum tersentuh dalam pelatihan Tinju Mini,” jelasnya.
Dipilihnya SMP Muhammadiyah 2 Surabaya karena sekolah tersebut adalah merupakan sekolah unggulan olahraga, sehingga tim PKM Unesa ingin memberikan pelatihan Tinju Mini yang baik dan benar. “Tujuannya agar siswa mengetahui secara langsung, bahwa di cabang olahraga tinju ada pembinaan usia dini, yang dipertandingkan tidak seperti halnya orang dewasa pada umumnya,” katanya.
“Bahkan pihak kepala sekolah SMP Muhammadiyah 2 Surabaya dan guru pendidikan jasmani, juga ingin mengenalkan Tinju Mini pada siswa baru,” jelas Pak Wijono pada (6/8/2024) siang.
Lanjutnya, berdasarkan permasalahan yang ada, maka pihak SMP Muhammadyah 2 Surabaya dan Tim Dosen PKM Unesa mencoba merumuskan masalah prioritas, dan meberikan solusi yang akan dilaksanakan melalui kegiatan PKM ini. “Yaitu menyampaikan materi tentang Pelatihan Tinju Mini Untuk Usia Dini. Hal ini untuk membantu pembinaan usia dini cabang olahraga tinju yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini,” terang Wijono.
Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Surabaya Ida Indahawati sangat mendukung program yang dilaksanakan pada 5 Juni hingga 5 Agustus 2024 ini, karena selama ini yang diketahui tinju seperti halnya yang dilakukan oleh orang dewasa. “Akan tetapi dengan model Tinju Mini yang telah dimodifikasi peraturan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak, disamping itu tingkat keselamatan anak juga diutamakan,” ujarnya.
Wijono juga menambahkan kalau peraturan Tinju Mini untuk Usia 13-14 tahun. Sasaran tidak di kepala akan tetapi di badan, selain itu petinju memakai body protector (pelindung badan) sehingg mengurangi kerasnya pukulan.
Bila petinju memukul kepala maka mendapat peringatan, bila dilakukan sampai 3 kali akan mengurangi nilai 1 poin, akan tetapi bila petinju dengan sengaja memukul kepala maka wasit dapat menghentikan pertandingan dan petinju didiskualifikasi.
Petinju tetap memakai glove atau sarung tinju berat 8 ons. Petinju tetap memakai gumshield (pelindung gigi) dan memakai head guard (pelindung kepala) meskipun kepala tidak boleh dipukul agar petinju tetap aman bila ada kesalahan lawan memukul bagian kepala.
“Petinju tetap memakai cup protector (pelindung kemaluan) bila lawan tidak sengaja memukul terlalu bawah, dan lawan dapat peringatan seperti halnya peratutan memukul kepala. Waktu pertandingan 1 menit 30 detik, hal ini agar petinju tidak mengalami kelelahan yang sangat berarti,” tambahnya.(hum.mad)