SURABAYA (RadarJatim.id) — Upaya meningkatkan kesadaran dan perilaku pro-lingkungan, dosen dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) mengadakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Sangar At-Tanzil, Serdang, Malaysia. Kegiatan yang berfokus pada psikoedukasi sadar lingkungan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan kepada siswa-siswa di Sangar At-Tanzil.
Adapun Ketua PKM Unesa Siti Jaro’ah, M.A dengan didampingi para anggotanya, Vania Ardelia, M.Sc., Mimbar Oktaviana,M.Si., Siti Ina Savira,M.EdCp., Dr. Hermien Laksmiwati, M.Psi.
Siti Jaro’ah menjelaskan kalau Sangar At-Tanzil merupakan salah satu pusat pendidikan Indonesia di Malaysia yang didirikan untuk memberikan pengajaran khusus bagi Warga Negara Indonesia (WNI) yang tidak memiliki akses pendidikan formal di Malaysia. Dengan banyaknya WNI yang tinggal di Malaysia, terutama anak-anak, kebutuhan akan pendidikan yang layak dan bermutu menjadi sangat penting. “Oleh karena itu, kegiatan ini sangat relevan dan bermanfaat bagi para siswa di sana, dan sudah kami laksanakan tanggal 3 Juli 2024 lalu,” jelasnya, Siti Jaro’ah pada (22/7/2024) pagi.
Menurutnya, PKM tersebut berfokus pada pendekatan psikoedukasi yang disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Tujuan utama dari psikoedukasi ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan sejak dini. Dalam kegiatan tersebut, para dosen menggunakan berbagai metode yang kreatif dan inovatif untuk menarik minat siswa, seperti permainan edukatif, cerita bergambar, dan simulasi.
Contohnya, dalam salah satu permainan, siswa diajak untuk mengenal jenis-jenis sampah dan cara memilahnya dengan benar. Dalam permainan ini, siswa diberikan informasi tentang berbagai jenis sampah tiruan. “Mereka kemudian harus memilah sampah-sampah tersebut ke dalam kategori yang benar seperti sampah organik, anorganik, dan bahan berbahaya. Melalui aktivitas ini, siswa tidak hanya belajar tentang pengelolaan sampah tetapi juga pentingnya memilah sampah sejak dini,” terang Siti Jaro’ah.
Selain itu, drama lingkungan yang diperankan oleh siswa juga menjadi salah satu kegiatan yang paling diminati. Dalam drama ini, siswa berperan sebagai tokoh-tokoh yang mengalami langsung dampak dari kerusakan lingkungan. “Melalui cerita dan peran yang dimainkan, siswa dapat memahami dampak negatif dari perilaku tidak peduli lingkungan dan termotivasi untuk menjadi lebih proaktif dalam menjaga lingkungan sekitar mereka,” ujarnya.
Selain itu, para dosen juga menyampaikan materi tentang dampak negatif dari perilaku yang tidak ramah lingkungan. Mereka menggunakan cerita bergambar yang menarik untuk menggambarkan kondisi lingkungan yang rusak akibat ulah manusia. Dengan visualisasi yang menarik, siswa dapat lebih mudah memahami konsekuensi dari perilaku yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Simulasi juga menjadi bagian penting dari kegiatan psikoedukasi ini. Siswa diajak untuk berpartisipasi dalam simulasi bencana lingkungan, seperti banjir dan kebakaran hutan. Melalui simulasi ini, siswa dapat merasakan langsung bagaimana dampak dari bencana tersebut dan pentingnya tindakan pencegahan. Mereka diajarkan langkah-langkah konkret yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana lingkungan, seperti tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Dosen UNESA yang terlibat dalam kegiatan ini menyampaikan bahwa pendekatan yang menyenangkan dalam memberikan psikoedukasi sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai lingkungan kepada siswa. “Melalui permainan dan kegiatan kreatif, siswa lebih mudah mengingat dan memahami pentingnya menjaga lingkungan. Mereka belajar sambil bermain, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan lebih baik,” ujar salah satu dosen.
Kegiatan ini mendapatkan respon positif dari pihak sanggar dan orang tua siswa. Mereka mengapresiasi usaha dan dedikasi dosen UNESA dalam memberikan pendidikan yang bermakna bagi anak-anak mereka. “Kami sangat berterima kasih atas kegiatan ini. Anak-anak tidak hanya belajar tentang lingkungan, tetapi juga mendapat pengalaman yang menyenangkan,” kata salah satu orang tua siswa.
Kegiatan pengabdian ini mendapatkan respons positif dari siswa dan para pengajar di Sangar At-Tanzil. Mereka merasa senang dan terbantu dengan adanya kegiatan ini. “Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi kami. Anak-anak menjadi lebih sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan mereka juga belajar banyak hal baru,” kata salah satu pengajar di Sangar At-Tanzil.
Diharapkan kegiatan pengabdian seperti ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan lebih banyak pihak, baik dari kalangan akademisi maupun masyarakat umum. Dengan demikian, kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dapat tersebar luas dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui kegiatan psikoedukasi sadar lingkungan ini, dosen Universitas Negeri Surabaya telah memberikan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesadaran dan perilaku pro-lingkungan pada siswa di Sangar At-Tanzil. Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat bagi siswa, tetapi juga menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan.(hum.mad)