SURABAYA (Radarjatim.id) – Population Clock atau jam populasi untuk terus memperbarui data tentang jumlah penduduk, jumlah kelahiran dan jumlah kematian diluncurkan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur di Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke -31. Rabu (10/06/2024).
Peluncuran di hadiri, Kepala BKKBN Pusat Dokter Hasto Wardoyo, PJ Gubernur Provinsi Jawa Timur Adhy Karyono, dan Sekretaris Utama BKKBN, Tavip Agus Rayanto, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jatim, Maria Ernawati, dan 2.400 orang dari lintas sektor dinas pemerintah Provinsi Jawa Timur juga Kepala OPD KB beserta jajaran penyuluh KB serta kader-kader KB.
Kepala BKKBN Pusat, Dokter Hasto Wardoyo menuturkan, proses peluncuran Population Clock, baru tingkat nasional yang sudah menggunakan population clock.
“Jatim ini merupakan provinsi pertama di Indonesia yang sudah menerapkan population clock,” ungkap Kepala BKKBN Nasional, Dokter Hasto Wardoyo, usai Puncak Perayaan Harganas Jatim ke-31 di Jatim Expo.
Menurut Dokter Hasto, dari population clock yang baru dilaunching oleh Provinsi Jatim ini bisa diketahui bahwa jumlah penduduk Provinsi Jatim sebanyak 41.820 873 jiwa dengan jumlah kelahiran sebanyak 602 283 jiwa dan jumlah kematian sebanyak 313 670 jiwa.
“Population clock ini update datanya tiap detik. Jadi Provinsi Jawa Timur ini sangat luar biasa dan population clock ini memang sangat dibutuhkan,” imbuh dokter spesialis kandungan.
PJ Gubernur Provinsi Jatim, Adhy Karyono mengatakan, peringatan Harganas tahun ini, Kota Surabaya menjadi penyelenggara sebagai ibukota provinsi berbagai capaian baik telah diraih Kota Surabaya dalam percepatan penurunan stunting.
“Untuk capaian angka prevalensi stunting Kota Surabaya ada penurunan signifikan dari 28,9 persen (SSGI 2021) menjadi 4,8 persen (SSGI 2022), dan 1,6 persen (SKI 2023) angka prevalensi berada dibawah target nasional tahun 2024 yaitu 14 persen. Kami terus berupaya prevalensi angka stunting turun. Dari hasil SKI Tahun 2023 angka prevalensi Jatim mencapai 17,7 persen atau turun 1,5 persen. Harapannya, tahun 2024 bisa mencapai target,” katanya.
Adhy menjelaskan, ini tidak terlepas dari kerja keras para pemangku kepentingan dan kebijakan yang sama-sama focus menurunkan angka stunting di Jawa Timur.
“Bahwa penurunan stunting masih menjadi PR bersama, karena beberapa Kabupaten /Kota ada yang angka stuntingnya naik. Untuk daerah yang sudah turun prevalensi stuntingnya, dipertahankan. Harapannya, capaian nasional dapat turun siginifikan di akhir tahun 2024 dengan Jawa Timur sebagai provinsi penyangga Nasional,” terangnya.
Menurut Adhy, momen peringatan Harganas ke-31 tingkat Provinsi, mengajak semua bekerja dengan peran dan fungsi masing-masing agar amanat dan mandat Presiden tentang penurunan angka stunting dapat di laksanakan dan di wujudkan.
“Saya mengingatkan kepada para PJ Bupati atau Walikota harus memperhatikan stunting dan pernikahan anak, karena tiap tiga bulan kita para PJ ini akan selalu di tanya oleh Wakil Presiden tentang banyak hal, namun stunting dan pernikahan anak tidak pernah absen dan akan selalu ditanyakan,” ungkapnya.
Sementara itu, dalam sambutannya Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jatim, Dra. Maria Ernawati, MM menjelaskan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 yang mengusung tema Keluarga Berkualitas menuju Indonesia Emas.
“Ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam merevitalisasi peran keluarga dalam mengatasi persoalan-persoalan yang menghambat pencapaian cita-cita pembangunan,” terangnya.
Penyelenggaraan Harganas Provinsi Jawa Timur dilatarbelakangi oleh peringatan Harganas yang telah dilaksanakan di Kota Semarang Tanggal 29 Juni 2024 yang lalu.
“Konsep peringatan harganas Tingkat provinsi Jawa Timur kali ini adalah temu kader dan tenaga lini lapangan sebagai wadah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya sosok keluarga bagi pembangunan bangsa dan negara,” jelasnya.
Erna menambahkan, peringatan Harganas ini untuk membangun keluarga menuju Indonesia emas.
“Harganas diselenggarakan bertujuan umum sebagai upaya membangun keluarga menuju Indonesia emas. Tujuan khususnya, adalah untuk memberikan penghargaan kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam program bangga kencana di Provinsi Jawa Timur,” jelasnya.
Berbagai penghargaan disematkan, antara lain : penerimaan penghargaan antara lain Prof. Sri Sumarmi, yang mendapatkan Tanda Penghargaan Wira Karya Kencana.
Penghargaan kategori prosentase capaian total pelayanan KB tertinggi dalam rangka momentum HUT IBI, juara 1 adalah Kabupaten Sampang, Juara 2 adalah Kabupaten Pasuruan dan Juara 3 adalah Kabupaten Bondowoso.
Penghargaan kategori prosentase Capaian total pelayanan tertinggi dalam rangka momentum pelayanan sejuta Akseptor, Juara 1 adalah Kabupaten Nganjuk, juara 2 Kota Mojokerto dan Juara 3 adalah Kabupaten Sampang.
Penghargaan kategori presentase capaian total pelayanan KB tertinggi dalam rangka momentum Hari Kartini, Juara 1 adalah Kabupaten Sampang, juara 2 adalah Kabupaten Bondowoso dan juara 3 adalah Kabupaten Pamekasan. (R9)