BOJONEGORO (RadarJatim.id) – Di Kabupaten Bojonegoro hingga awal tahun 2025, tercatat sebanyak 603 lansia yang hidup sendiri tanpa pendampingan sanak keluarga, dan mayoritas mereka berada dalam ekonomi menengah ke bawah.
Dalam situasi yang tidak menguntungkan tersebut, Lansia yang tergolong dalam kelompok usia 60 tahun ke atas itu secara alamiah mengalami penurunan kondisi fisik, mental, dan sosial. Terlebih tanpa dukungan keluarga, mereka menjadi semakin rentan terhadap berbagai tantangan, seperti kesepian, penyakit kronis, hingga keterbatasan dalam mengakses layanan dasar.
Merespons kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro telah merancang Program Pendampingan Lansia Sebatang Kara sebagai bentuk perlindungan dan perhatian khusus bagi kelompok lansia yang hidup sendiri.
Melalui program ini, para lansia akan didampingi oleh tenaga khusus yang telah mendapatkan pelatihan dasar, guna memastikan mereka tetap memperoleh pendampingan yang layak, dukungan sosial, serta akses terhadap layanan dasar secara berkelanjutan.
Selain itu, program tersebut juga terintegrasi dengan KUSUMO (Kunjungan Kasih untuk Masyarakat Bojonegoro), sehingga pelayanannya tidak hanya menyasar aspek sosial, tetapi juga memperkuat koordinasi antar program dalam menjangkau kelompok rentan secara lebih efektif dan menyeluruh.
“Program Pendampingan Lansia Sebatang Kara ini merupakan bentuk kepedulian kami terhadap para lansia yang tidak memiliki keluarga. Kita ingin memastikan mereka tetap sehat, sejahtera, dan tidak merasa sendiri. Kita juga telah menyiapkan tenaga pendamping yang akan dibekali pelatihan dasar, agar mereka mampu memberikan pendampingan yang layak dan manusiawi.” kata Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono.
Saat ini, sejumlah persiapan dan tahapan telah dilakukan, mulai dari penyusunan kriteria lansia sebatang kara, pendataan penerima manfaat, hingga pemetaan calon tenaga pendamping.
Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan pelatihan dasar bagi para pendamping, serta sosialisasi kepada organisasi masyarakat dan lingkungan sekitar. Dengan pendekatan berbasis komunitas, Pemkab Bojonegoro ingin menciptakan ekosistem sosial yang mendukung para lansia untuk tetap hidup bermartabat.
Program ini tidak hanya berfokus pada aspek fisik dan kesehatan lansia, tetapi juga mendorong terciptanya interaksi sosial yang berkelanjutan. Pendamping tidak hanya akan membantu dalam hal perawatan dasar, tetapi juga menjadi teman bicara, penghubung layanan sosial, serta pelindung hak-hak sipil lansia dalam kehidupan sehari-hari.
Pemkab Bojonegoro akan melakukan monitoring dan evaluasi berkala untuk memastikan bahwa program ini berjalan dengan optimal. Evaluasi akan difokuskan pada efektivitas pendampingan, peningkatan kualitas hidup lansia, serta kepuasan penerima manfaat.
“Lewat ikhtiar ini, kami ingin memastikan bahwa para lansia tetap hidup sejahtera, sehat, dan tidak merasa sendiri di hari tuanya,” pungkas Bupati. (Pradah/RJ1)