MOJOKERTO (RadarJatim.id) – Prosesi pembukaan rapat kerja (Raker) Yayasan Al Ibrah di Grand Whiz Hotel Trawas, Mojokerto, Jatim, Jumat (18/3/2022) malam yang semula disetting santai dan gayeng mendadak serius. Masalah-masalah elementer terkait penguatan karakter anak didik menjadi menu utama yang menyedot perhatian peserta Raker yang terdiri atas para pengurus yayasan itu.
Padahal, semula panitia mengonsep acara pembukaan ini berlangsung santai dan gayeng sambil bakar jagung bersama. Namun, para peserta Raker justru larut dalam pembicaraan serius seputar penyiapan anak didik di berbagai jenjang Pendidikan yang dikelola yayasan ber-home base di Gresik, Jatim ini. Ini bermula ketika salah satu Pembina Yayasan, Ustadz Edy Maksum minta Raker memberikan penekanan pada pentingnya penguatan karakter peserta didik.
“Sesuai dengan tema Raker ini, saya minta nanti dibahas secara intens bagaimana merumuskan konsep penguatan karakter itu,” ujar Edy Maksum yang didampingi dua pembina yayasan lainnya, Cholid Khusnan dan M. Rusli.
Seperti tertera dalam rundown acara dan juga tertulis pada back droup lokasi pembukaan, Raker Yayasan Al Ibrah kali ini mengusung tema “Penguatan Karakter dan Digitalisasi Sistem Pendidikan”. Rupanya Edy Maksum tertarik dengan penggalan frase tema tersebut. Dengan argumentasi yang rasional sekaligus sebagai bentuk kepedulian pada perkembangan generasi penerus bangsa akan asupan pendidikan, Edy, demikian sapaan akrabnya, mengungkapkan, penguatan karaakter memang sebuah keniscayaan yang harus mendapat perhatian serius.
Ia menyarankan, sidang-sidang komisi yang diagendakan berlangsung pada Sabtu (19/3/2022) pagi hingga sore, membahas dengan serius masalah penguatan karakter itu dan merumuskan agenda-agenda aksi yang akan dijadikan pijakan dalam mengelola sejumlah lembaga Pendidikan yang ada. Yayasan Al Ibrah yang berdiri sejak 1998 dan semula hanya mengelola Taman Pendidikan Al Quran, hingga kini telah mengoperasikan sejumlah lembaga pendidikan, mulai Kelompok Bermain/TK hingga SMP. Dan, dalam Raker ini juga diagendakan penyiapan pendirian SMA.
Menurut Edy, paling tidak dua hal penting perlu mendapat porsi khusus dalam konsep penguatan karakter anak didik. Keduanya adalah menjadikan anak didik siap menjadi figur yang bermanfaat, tidak saja bagi dirinya sendiri tetapi sekaligus untuk orang lain atau sesama. Kedua, penguatan karakter hendaknya difokuskan pada pembentukan akhlak mulia (akhlaqul karimah) peserta didik.
“Dua hal itulah yang perlu dibahas tuntas dalam sidang-sidang komisi besok (Sabtu hari ini, Red). Yang lain-lain, saya percara di sini banyak ahlinya yang lebih berkompeten daripada saya,” ujarnya.
Tantangan Edy ini tentu membuat suasana yang relatif adem ayem di tengah dinginnya cuaca, mendadak menjadi hangat dan serius. Para pengurus yayasan yang terdiri atas Dewan Pembina, Dewan Pengawas, dan Dewan Pengurus ini pun hanyut dalam pembahasan yang cukup menguras pemikiran. Sampai-sampai, acara pembukaan Raker yang semula diagendakan berakhir pada pukul 21.00 itu berlangsung hingga pukul 22.40 WIB.
Agenda bakar jagung bersama yang sedianya akan dilakukan di ruang terbuka (out door) tidak bisa dilaksanakan. Ustadz Supriadi, Ketua Panitia Pelaksana yang mencermati perkembangan pembukaan Raker itu, akhirnya tidak jadi menggelar bakar jagung di luar ruang, tetapi langsung menyuguhkan jagung yang sudah dibakar itu meja-meja para peserta Raker.
“Biar lebih hangat, makan jagung bakarnya dipadu dengan angsle. Selamat menikmati. Semoga besok kita bisa menuntaskan agenda-agenda Raker, terutama pada pembahasan sidang atau rapat komisi,” ujar Supriadi seraya menambahkan, dalam Raker ini peserta terbagi dalam 3 komisi, yakni Komisi 1 yang membidangi Pendidikan, dakwah dan sosial, serta pengembangan IT. Komisi 2 membahas ekonomi, pembangunan, serta Humas dan Marketing. Sementara Komisi 3 berkonsentrasi pada masalah keuangan. (sho)







