GRESIK (RadarJatim.id) — Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan 1443 H, Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gresik menyelenggarakan kajian HPT (Himpunan Putusan Tarjih) Muhammadiyah, Jumat (1/4/2022). Mengusung tema Bacaan Salat dan Zikir menurut Muhammadiyah, acara tahunan ini digelar di Masjid Taqwa Perguruan Muhammadiyah Gresik.
Acara ini dihadiri oleh para guru dan karyawan dari SD Muhammadiyah Kompleks Gresik dan SMP Muhammadiyah 1 Gresik. Turut diundang pula guru dan karyawan dari jaringan sekolah bersinergi, yakni, TK Aisyiyah 1 Gresik, TK Aisyiyah 24 BP Wetan, dan SMA Muhammadiyah 1 Gresik.
Tidak ketinggalan perwakilan dari PC Aisyiyah Gresik, PC Pemuda Muhammadiyah Gresik, PC Nasyiatul Aisyiah Gresik, PR IPM Spemutu, dan komisariat IMM Universitas Muhammadiyah Gresik, juga hadir dalam kajian ini. Beberapa karyawan RS Muhammadiyah Gresik juga nampak hadir.
Acara diawali dengan sambutan Ketua Majelis Dikdasmen PCM Gresik Ir Ahmad Subagiono dan KH Muchtar Buchori selaku Ketua PCM Gresik. Pak Yoyon, panggilan akrab Ahmad Subagiono berharap, kajian ini menjadi ajang refreshing and upgrading warga Muhammadiyah di Kecamatan Gresik setelah sekian lama tidak ada kajian secara tatap muka.
Sementara Dr M. Sholihin Fanani, MPSDM, Ketua Majelis Tabligh PWM Jatim, yang hadir selaku narasumber dalam kajian itu mengaku sangat bahagia bisa hadir di tengah-tengah pimpinan Ortom dan pegawai amal usaha muhammadiyah (AUM) di Kec. Gresik.
Dalam kajiannya, Ustadz Sholihin menyampaikan, ghirah Islam diawali dengan tilawah (membaca) dan dilanjutkan dengan tazkiyatus nafs (menyucikan jiwa dari nafsu). Umat Islam, katanya, diwajibkan gemar membaca. Dengan membaca, segala ilmu dapat didapatkan dan akan lebih mudah diresapi dengan metode membaca.
“Harapannya, dengan membaca, manusia jadi berilmu sehingga mampu menahan jiwa dan raga dari nafsu. Yang diharapkan kemudian dapat mengubah sifat menjadi pribadi yang lebih baik,” jelas mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya ini.
Ia lalu mengaitkan hal itu dengan latar belakang didirikannya Muhammadiyah, yakni memberantas kebodohan, memerangi kemiskinan, memurnikan ajaran islam, dan membendung pengaruh negatif dari luar.
Itu semua harus segera dilaksanakan agar tujuan Muhammadiyah dapat segera terwujud, yakni memegang dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
“Sulit berkorban untuk orang lain adalah kategori orang yang Islamnya tidak murni. Bahkan, banyak masalah yang akan sulit untuk diselesaikan,” tuturnya.
Menjadi umat Islam harus peka terhadap sesamanya. Sebab, itu menjadi syarat ibadah diterima atau tidaknya oleh Allah SWT. Selain itu, ibadah juga harus ikhlas karena Allah dan melaksanakan ibadah sesuai dengan dalil dan tuntunan Rasulullah SAW.
Di akhir kajian, Ustadz Sholihin memberikan penjelasan berdasar isi Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah. Terutama yang terkait dengan urutan tata cara berwudu yang benar. Selain itu, juga bacaan dan gerakan salat yang benar. Dilengkapi pula dengan tuntunan zikir yang dianjurkan.
Ia berharap, peserta mampu merefleksikan hikmah ibadah dalam kehidupan sehari-hari. Yang paling utama, katanya, peserta dapat meneruskan ilmu tersebut kepada keluarga dan anak didik di sekolah.
“Kita sebagai pendidik di sekolah Muhammadiyah harus patuh dan disiplin dalam beribadah. Sebab ini akan menjadi teladan bagi anak didik. Jangan sampai guru Muhammadiyah yang dipikiri cuman cicilan utang ae,” kelakar Ustaz Sholihin disambut tawa hadirin. (lia)
Kontributor: Kiki Rizki Amaliyah