SIDOARJO (RadarJatim.id) – Sekolah Islam Terpadu (SIT) Nurul Islam Krembung, Sidoarjo, Jawa Timur turut serta dalam Aksi Bersama Komitmen Boikot Produk Pro-Zionis Israel yang digelar secara serentak oleh Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) di seluruh Indonesia, Senin (14/4/2025).
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari gerakan SIT Stand for Al Quds and Palestina, yang bertujuan mengajak peserta didik memahami pentingnya keberpihakan terhadap Palestina melalui aksi nyata. Sekitar 400 siswa dari jenjang PG-TKIT, SDIT, hingga SMPIT mengikuti kegiatan tersebut dengan cara yang disesuaikan dengan usia dan tingkat pemahaman mereka.
Di PG-TKIT Nurul Islam, guru mengenalkan beberapa produk rumah tangga yang diketahui mendukung penjajahan atas Palestina. Anak-anak menyimak penjelasan sambil berdialog aktif. Salah satu siswa TK, Safa, bahkan menunjukkan kepedulian secara spontan dengan menghampiri siswa SMP dan menyampaikan daftar produk yang menurutnya harus diboikot. Ia juga menyatakan akan menyampaikan informasi tersebut kepada orang tuanya di rumah.
“Kalimat seperti itu tampak sederhana, namun menunjukkan tumbuhnya kesadaran sejak usia dini tentang pentingnya berpihak pada nilai keadilan dan kemanusiaan,” ujar salah satu guru pendamping.
Di jenjang SDIT, kegiatan dilakukan setelah upacara bendera. Kepala SDIT Nurul Islam Krembung, Maisaroh, SSos, MPd, dalam amanatnya menyampaikan, aksi boikot merupakan bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina yang saat ini hidup dalam situasi darurat kemanusiaan.
“Mereka kehilangan rumah, akses pendidikan, dan kebutuhan pokok, namun tetap bertahan dan berjuang,” katanya.
Sementara di SMPIT Nurul Islam Krembung, kegiatan dikemas dalam bentuk pemutaran video tentang kondisi terkini di Palestina, diskusi mengenai Gerakan BDS (Boycott, Divestment, and Sanctions), serta penulisan harapan dan komitmen pribadi siswa terhadap isu Palestina. Beberapa siswa menyampaikan aspirasi mereka dalam bentuk slogan dan yel-yel yang menunjukkan dukungan terhadap gerakan boikot.
Meskipun bersifat sederhana dan lokal, kegiatan ini diharapkan dapat membentuk kesadaran kolektif di kalangan pelajar untuk turut mengambil bagian dalam perjuangan kemanusiaan global. Aksi ini merupakan upaya mendidik generasi muda untuk memahami arti keberpihakan terhadap nilai kemanusiaan dan keadilan, serta mendorong lahirnya aksi nyata yang dapat dilakukan sesuai kapasitas masing-masing. (rj2)