SIDOARJO (RadarJatim.id) — Selain sudah menjadi sekolah penggerak angkatan pertama, ternyata SMA Negeri 3 Sidoarjo juga menjadi Pilot Project Penghapusan jurusan IPA, IPS Bahasa yang sudah dimulai tiga tahun yang lalu.
Padahal Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) meniadakan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di jenjang pendidikan SMA mulai diterapkan pada tahun ajaran 2024/2025 ini.
Kepala SMA Negeri 3 Sidoarjo, H. Lamiran, S.Pd, M.Pd menuturkan kondisi tersebut dilakukan, memang sudah berlakunya IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka), Alhamdulillah sekolah kami menjadi pilot project, dan sudah berjalan selama tiga tahun yang lalu,” tuturnya pada (24/7/2024) siang.
“Kalau pihak pemerihan proses penerapan peniadaan jurusan melalui Kemendikbudristek secara menyeluruh, ya kita tinggal melanjutkan saja, karena sudah berjalan dengan baik,” ungkap manta Kepala SMA Negeri 1 Waru Sidoarjo ini
Ia jelaskan, di tahun ajaran 2024/2025 ini, siswa mulai masuk semester satu, maka seluruh peserta didik mendapatkan mata pelajaran umum, karena fasenya masih fase E, jadi masih diberikan pelajaran seperti masih di kelas 9 di SMP,” jelasnya.
Pada awal semester dua nantinya sekolah mulai melakukan pemetaan berdasarkan mata pelajaran pilihan yang sudah disepakati para siswa dan guru bimbingan konseling untuk mengetahui sejauh mana minat dan bakat anak dalam merencanakan karir kedepan, setelah itu pihak kurikulum akan menetapkan rumbel belajar.
“Misalnya, anak-anak ingin kuliah di kedokteran, pilihan Mapelnya seperti matematika, biologi, kimia dan sejenisnya,” jelasnya.
Dari penuturannya, menurut Permendikbud nomor 12 tahun 2024 di kurikulum merdeka dikelompokkan menjadi 2 kelompok mata pelajaran, yaitu kelompok mata pelajar umum yang harus diikuti oleh semua siswa dan kelompok pilihan sebagai pilihan siswa
yang menjadi konsentrasi anak ketika melanjutkan ke perguruan tinggi.
Lamiran memaparkan perbedaan kurikulum 2013 dengan kurikulum merdeka perihal peniadaan jurusan.
“Bedanya di kurikulum sebelumnya fokus di konsentrasi dan kompetensi, kalau sekarang memberikan ruang kepada anak-anak untuk menentukan proyeksi diri ketika ia mau menggapai cita-citanya kedepan,” terangnya.
Ia menegaskan dengan adanya peniadaan jurusan yang dimulai tahun 2024 ini, SMA Negeri 3 Sidoarjo ingin mewujudkan generasi yang memiliki 3 kecerdasan.
“Pertama kecerdasan religi yang memiliki keterkaitan dengan Profil Pelajar Pancasila, sebagai bentuk dari penguatan karakter anak-anak. Kedua kecerdasan emosional karakter ini perlu dibangun terkait dengan pengaruh global yang berpengaruh terhadap perilaku anak-anak, serta yang ketiga adalah kecerdasaan intelegensi,” tegas Lamiran.
Sementara itu Waka Kurikulum, Asnan Wahyudi, S.Pd menjelaskan kendala awal penerapan peniadaan jurusan, kita masih meraba-raba pelaksanaanya. Karena tuntutan, mau tidak mau harus jalani, terlebih kita sebagai sekolah penggerak. Awal kurikulum merdeka kita terus belajar, kini Alhamdulillah kita ditugasi oleh Dinas Pendidikan Propinsi Jatim untuk menularkan ke sekolah mitra dan sekolah-sekolah lain,” katanya.
Mengenai peniadaan jurusan yang diterapkan secara resmi di tahun ini, Asnan menyebut tidak mudah dalam penerapannya.
“Tentu program baru peniadaan jurusan di SMA pastinya memiliki kendala di awal. Kami tidak ada persiapan, namun harus langsung diterapkan,” ungkapnya.
Asnan memberikan contoh dampak dari peniadaan jurusan terhadap para guru. Adanya kebijakan baru, berdampak pada para guru juga. “Misalnya masih susahnya merubah mindset para bapak ibu guru karena masih bermindset kurikulum 2013 menyebut IPA, IPS dan Bahasa, karena telah terbiasa hingga saat ini, jadi perlu adaptasi kembali,” ungkap Asnan.
“Ternyata kendala tersebut tidak akan menjadi hambatan, karena terbukti di awal tahun hingga Juli, SMA Negeri 3 Sidoarjo meraih 54 prestasi baik nasional maupun internasional,” terangnya.
Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negeri 3 Sidoarjo, Daffa Raihan menyebut peniadaan jurusan di SMA dirasa susah saat awal mulai menjalaninya.
“Memang sebelum adanya pengelompokan mapel cukup kesusahan karena 16 Mapel, namun setelah dibagi ke beberapa paket kita jadi bisa lebih fokus terhadap pembelajaran kita,” ungkapnya.
Menurutnya, mapel-mapel umum dapat dipelajari sangat serius dan mapel pilihan sebagai pembelajaran khusus untuk tambahan persiapan seleksi nasional berbasis prestasi
Senada dengan Daffa, Ketua Umum Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMA Negeri 3 Sidoarjo, Andika Wibawa Putra menuturkan adanya peniadaan jurusan mengakibatkan terjadinya pro kontra antar siswa.
“Peniadaan jurusan mengakibatkan terjadinya pro kontra, karena banyak teman-teman yang sudah memiliki rencana sejak SMP ingin masuk ke IPA, IPS atau bahasa. Adanya hal ini, maka mau tidak mau kita susun rencana ulang kembali,” ungkap Andika.
“Meskipun begitu, kita tetap mendukung dan menjalankan kebijakan baru peniadaan jurusan yang mulai diterapkan oleh pemerinrah,” katanya.(mad)