SIDOARJO (RadarJatim.id) — Puluhan guru SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo sangat antusias untuk meningkatkan kompetensinya. Dengan mengikuti Workshop Peningkatan Kabilitas GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan) yang Selaras dengan Dunia Kerja, Melalui Model Pembelajaran Berpendekatan ‘Integrasi’.
Proses pembukaannya dilakukan langsung oleh Kepala SMK Negeri 2 Buduran, Dra. Hj. Mariya Ernawati, MM dengan menghadirkan Narasumber dari BBPPMPV BOE (Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika) Malang, Dr. Suryatri Darmiatun, S.Si, MT yang diselenggarakan selama tiga hari, tepatnya pada (31/7/2024-2/8/2024) di Aula SMK Negeri 2 Buduran Sidoarjo.
Kepala SMK Negeri 2 Buduran Mariya Ernawati menuturkan kalau kegiatan workshop ini untuk memotivasi teman-teman guru di tahun ajaran baru 2024/2025, sekaligus menyamakan presepsi dan juga meningkatkan level kompetensi bagi guru senior dan yunior.
“Jadi, dalam jiwa guru ini terdapat empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial dan kompetensi kepribadian. “Sehingga kalau seorang guru memiliki semuanya keempat kompetensi tersebut, maka ilmunya akan benar-benar bisa tersampaikan dengan baik,” tuturnya.
Ia terangkan, Kompetensi Pedagogik itu adalah kemampuan seorang guru dalam memahami peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pengembangan peserta didik, dan evaluasi hasil belajar peserta didik untuk mengaktualisasi potensi yang mereka miliki.
Kompetensi Profesional adalah penguasaan terhadap materi pembelajaran dengan lebih luas dan mendalam. Mencakup penguasaan terhadap materi kurikulum mata pelajaran dan substansi ilmu yang menaungi materi pembelajaran dan menguasai struktur serta metodologi keilmuannya.
Kompetensi Sosial adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang guru untuk berkomunikasi dan bergaul dengan tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua peserta didik, dan masyarakat di sekitar sekolah. “Sedangkan Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang dapat mencerminkan kepribadian seseorang yang dewasa, arif dan berwibawa, mantap, stabil, berakhlak mulia, serta dapat menjadi teladan yang baik bagi peserta didik,” jelasnya.
Sementara itu, narasumber Suryatri Darmiatun juga menjelaskan kalau materi yang diberikan hari pertama ini adalah tentang Model Kompetensi Guru SMK, supaya para guru bisa melakukan refleksi secara mandiri.
Sebelumnya guru mengetahui standar kualifikasi dan kompetensi guru, namun belum mempunyai acuan atau alat untuk mengukur level kompetensi yang dimilikinya. “Kini pemerintah sudah menyediakan model kompetensi untuk merespon kebutuhan tersebut,” jelasnya.
Lanjutnya, yang di dalamnya terdapat 5 level, yaitu level paham, level dasar, level menengah, level mumpuni dan level ahli. Setiap guru bisa merefleksi sendiri atau bisa menggunakan umpan balik atau masukan dari kepala sekolah atau rekan sejawat atau bahkan mungkin dari murid.
“Karena setiap selesai pembelajaran harusnya melakukan refleksi, dengan begitu setiap guru akan bisa mengukur sudah menyampai level berapa, nantinya akan bisa terlihat,” terang Suryatri.(mad)