SIDOARJO (RadarJatim.id) — Bertepatan dengan 11 Robiul Awal 1445 H, merupakan hari yang sangat istimewa. Karena jelang peringatan Hari Maulid Nabi Muhammad SAW, keluarga besar SMP Negeri 2 Porong Sidoarjo telah belajar melakukan Manasik Haji, seperti pada seperti pembelajaran umumnya.
Sekitar 172 orang, terdiri dari 50 guru dan tenaga pendidikan bersama 50 pengurus OSIS serta 72 perwakilan MPK (Majelis Perwakilan Kelas). Mereka belajar bersama-sama dengan fasilitas replika miniatur Ka’bah, Bukit Sofa dan Marwa, Padang Arofah, Musdzalifah, Mina dan Tempat Lempar Jumroh Ula, Wustho dan Aqobah.
Benar-benar mirip sebagaimana aslinya. Mereka keliling Ka’bah dengan pakaian Ihram putih menjalankan Rukun Hajar Aswad sampai Rukun Yamani ‘Subhanallah, Alhamdulillah, Wa Laa Ilaha Illallohu, Allohu Akbar’.
Dari Rukun Yamani sampai Rukun Hajar Aswad membaca ‘Robbana Atina Fiddunya Hasanah Wafil Akhiroti Hasanah Waqina Adzabannar’ sehingga pada Rabu (28/9/2023) pagi, halaman SMP Negeri 2 Porong penuh dengan suasana religi.
Prosesi Manasik Haji dipimpin langsung Kepala Sekolah, Drs. Marsiman, M.M. dibimbing oleh H. Muhammad Jadid, MMPd serta didampingi Muhammad Muchsin, M,Ag. Guru PAI, serta 10 orang guru yang sudah berhaji dan guru Agama.
Di sisi lain, sekitar 640 siswa-siswi yang tidak bisa mengikuti kegiatan manasik haji, menghatamkan Al Qur-an dan istighotsah dipandu langsung oleh 3 guru PAI yakni Nunik Kurniawati M.Pd., Habib Al Amin, S.Pd dan Fitrosuh Sholikhah, S.Pd dibantu oleh Raditya Haryo S.Pd.

Kepala SMPN 2 Porong Marsiman menuturkan, kegiatan ini memberikan pemahaman kepada warga sekolah tentang tata cara berhaji, secara baik dan benar menurut syari’ah. Sangat penting untuk diberikan sejak awal usia, agar nilai-nilai spiritual yang terkandung pada setiap sesi dari seluruh rangkaian haji ini akan mengendap di dalam jiwa para peserta. “Sehingga akan memantabkan dirinya untuk bisa berniat menyempurkan agamanya, rukun Islam kelima ini jadi tujuan utama yang akan diraihnya,” tuturnya.
Ia katakan, sarana ini telah dibuat permanen, bukan tempores. Karena kegiatan manasik ini merupakn pembelajaran berulang tiap ditiap tahunnya. Sehingga kita manfaatkan IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka) dengan merdeka dalam menguatkan spiritual. Khususnya peserta didik agar karakter religiusnya semakin kuat, utamanya terkait dengan ibadah haji.
Oleh karena itu, ia berharap pemenuhan perlengkapan sangat dirasa penting untuk dibuatkan permanen, bukan temporer yang usai dipakai dibongkar, disimpan. Dengan saran permanen akan sangat efektif dan efiennya pemanfaatannya. Sebagaimana mewujudkan visi sekolah,” harap Abah Marsiman_sapaan akrabnya.(mad)