SIDOARJO (Radarjatim.id) Sekolah pasti memiliki keunggulan yang patut di apresiasi, baik itu berbasis Akademik maupun Non Akademik. Salah satunya adalah SMA Islam Parlaungan Waru Sidoarjo, yang mempunyai banyak keunggulan, diantaranya program Diniyah yang wajib diikuti seluruh siswa.
Prosesi tesnya sangat menakutkan bagi siswa yang tidak siap, bahkan sampai menangis. Namun bagi siswa yang sudah siap, apalagi sudah dinyatakan lulus. Suasana tangis haru serta sujud syukur dan riang gembira menjadi satu telah terjadi di SMA Islam Parlaungan Waru Sidoarjo ini. Apa yang terjadi ?

Menurut Kepala SMA Islam Parlaungan Ustadz Slamet, S.Si, M.Pdi menejaskan kalau program Diniyah ini kami mengadopsi 5 materi, menjadi bekal seluruh siswa ketika mereka sudah lulus. Yakni membaca Al Qur’an beserta tajwidnya (membaca Al Qur’an, menguraikan tajwid serta mendefinisikannya). Hafalan surah pendek (juz 30) dan sambung ayat (sesuai dengan jenjangnya). Hafalan do’a yaumiyyah atau doa sehari hari baik bacaan sholat maupun doa dalam beraktivitas (sesuai dengan jenjangnya). “Termasuk juga Nadhoman Aqidatul Awam (menghafal nadzom dengan mendalami maksud nadzom dan terjemahannya), serta mengkaji kitab Ta’limul Muta’allim (membaca makna jawa, menguraikan isi serta memberikan contoh dalam aktualisasi di kehidupan) dengan guru Diniyah yang berbeda di setiap jenjangnya,” jelas Slamet, pada (22/4/2022) pagi.
Ia uraikan, progam Diniyah bukanlah program yang tidak ada kelanjutannya, namun program ini juga memiliki standart goal bagi setiap lulusan dari sekolah. Dimana lulusan sekolah wajib mampu mengaji dan mengamalkannya. Maka dari itu, setiap ujian semester kami menguji siswa, dan nilainya akan tertera dalam catatan hitam raport. “Tak hanya itu, program ini juga menjadi salah satu program syarat kelulusan bagi seluruh siswa kelas XII, dan proses ujiannya wajib dihadiri kedua orangtua sekaligus mendampingi. Hal ini diharapkan, orangtua dapat menyaksikan langsung bagaimana putra-putrinya menunjukkan kesiapan dalam hidup bermasyarakat,” urainya.

Jadi, teknis ujian kelulusan program diniyah ini sangatlah menguji keberanian, adrenalin mental para peserta didik kelas XII. Bagimana tidak ? Mereka saat ujian didampingi orang tuanya, dan diuji 5 orang guru ngaji dan perwakilan dari sekolah, dilakukan secara terbuka. Mereka akan dikupas habis oleh penguji. “Timbul rasa takut, gemetar, khawatir, cemas, resah dan gelisah serta rasa bersalah kepada orang tua dan guru. Bahkan ada diantara mereka yang sampai meneteskan air mata, ketika pertanyaan mulai dilontarkan,” bagi siswa yang tidak siap.
Namun ada juga diantara mereka yang sampai melakukan sujud syukur, seraya mengalir air mata setelah mendengar pengumuman bahwa dirinya layak lulus di program Diniyah. Tangis haru bercampur aduk jadi satu. “Program Diniyah kami laksanakan pada 16-17 April 2022 pukul 08.00 WIB s.d selesai. Alasan kami memilih waktu akhir pekan agar orangtua dapat menghadiri kegiatan sakral tersebut,” pungkas Ustadz Slamet.(mad)