SURABAYA (RadarJatim.id) — Kesadaran pentingnya peningkatan kompetensi dosen dan lulusan menjadi concern khusus bagi pengelola Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Kepelabuhanan (STIAMAK) Barunawati. Karena itu, kampus ini terus berupaya agar kompetensi para dosen dan lulusan terus ter-upgrade untuk bisa memenuhi tuntutan atau perkembangan zaman.
Hal ini disampaikan Ketua STIAMAK Barunawati, Dr Gugus Wijonarko, MM, saat melakukan kunjungan ke Graha Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Surabaya, Kamis (14/3/2024) petang.
Gugus mengungkapkan, program peningkatan kompetensi dosen dan lulusan menjadi fokus utama STIAMAK Barunawati dalam melakukan pembenahan lembaga di tahun ini. Oleh karena itu, pihaknya ingin menjalin kerja sama dengan Kadin Jatim dan Kadin Institute yang telah terbukti berhasil memfasilitasi puluhan perguruan tinggi dalam melaksanakan program tersebut.
“STIAMAK ingin bersama-sama Kadin Jatim dan Kadin Institute, berkolaborasi meningkatkan kompetensi anak didik kami. Harapannya, lulusan STIAMAK nantinya benar-benar bisa berkontribusi dan diterima oleh industri,” ungkap Gugus Wijonarko.
Selain untuk meningkatkan kompetensi lulusan, ia juga berharap bisa kerja sama dalam hal peningkatan kompetensi tenaga pengajar atau dosen. Pasalnya, peningkatan kompetensi dosen melalui sertifikasi teknis dosen akan berpengaruh pada kinerja kampus.
Di sisi lain, lanjutnya, jalinan hubungan baik dengan Kadin Jatim yang menjadi induk organisasi industri juga diharapkan bisa membuat STIAMAK mampu memotret kebutuhan SDM industri. “Kita bisa menyentuh secara keseluruhan anggota Kadin, industri-industri apa saja yang ada. Karena, selama ini kami hanya menyentuh industri kepelabuhanan. Ternyata di luar, industri yang berpotensi menjadi salah satu tempat untuk menyerap tenaga kerja yang kita siapkan cukup banyak,” tambah Gugus.
Melalui upaya ini, katanya, akan tercipta harmonisasi dan singkronisasi kurikulum. “STIAMAK akan menyiapkan menu-menu atau silabus yang betul-betul dibutuhkan dunia industri. Sehingga nantinya, lapangan kerja yang bisa menyerap anak didik kami akan jauh lebih luas,” ungkapnya.
Saat ini STIAMAK hanya memiliki satu program studi, yaitu program Ilmu Administrasi Bisnis Kepelabuhanan dan sedang berproses menjadi Institute. “Kunjungan ini juga dalam rangka menggali. Kita siapkan diri dulu dengan menambah program studi yang dibutuhkan industri. Harapannya bisa sesegera mungkin melakukan perubahan,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto, berjanji akan memberikan dukungan penuh. Ia mengungkapkan, selama dua periode, Kadin Jatim memang fokus melakukan peningkatan SDM. Mengingat keberhasilan semua sektor ekonomi tergantung pada kualitas SDM-nya, termasuk di sektor kepelabuhanan dan lainnya.
“Di semua sektor, yang terpenting menurut kami adalah bagaimana meningkatkan kualitas SDM. Sehingga 5 tahun ke depan kami akan tetap fokus pada peningkatan SDM,” tandas Adik.
Untuk merealisasikannya, sambung Andik, Kadin Jatim telah bekerja sama dengan tiga lembaga luar negeri, yaitu IHT Trier Jerman, GIZ Jerman, dan Swiss Contact. Ketiga lembaga luar negeri inilah yang memberikan support penuh Kadin Jatim dalam peningkatan kualitas SDM melalui revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi.
“Sejak dulu kami bekerja sendiri karena kami yakin, inilah yang dibutuhkan. Dan alhamdulillah, gayung bersambut, pada tahun 2022 kami telah mendapatkan support dari pemerintah, ditambah dengan keluarnya Permen 68/2022 tentang revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi. Di tahun 2022 juga telah hadir Tim Koordinasi Daerah Vokasi (TKDV) yang diketuai oleh Bapak Sekretaris Daerah Prov Jatim dan Kadin ada di dalamnya. Semoga ini bisa mewarnai karena industri dan dunia pendidikan ini belum match sepenuhnya,” kata Adik.
Dukungan yang sama juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Bidang SDM dan Ketenagakerjaan Kadin Jatim, Nurul Indah Susanti, yang juga menjabat sebagai Direktur Kadin Institute.
“Terima kasih telah memberikan kesempatan bagi kami untuk ikut berpartisipasi. Kadin terbuka dan siap bekerja sama dengan semua pihak, termasuk dengan lembaga pendidikan dan perguruan tinggi untuk melakukan percepatan peningkatan kualitas SDM,” kata Nurul.
Ia menegaskan, sesuai dengan Permendikbud Nomor 3/2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, dosen harus mengikuti program uji kompetensi teknis dosen. Untuk itu, Kadin Institute berupaya menfasilitasi dosen dan tenaga kerja mendapatkan sertifikasi profesi sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.
“Selain itu juga untuk memenuhi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) serta mahasiswa kompeten dan dosen kompeten serta pemagangan,” pungkasnya. (fai)