SIDOARJO (RadarJatim.id) — Bermula dari apresiasi kepala sekolah terhadap Mapel (Mata Pelajan) Seni dan Budaya di sekolahnya. SMP Negeri 1 Sukodono Sidoarjo membuka Ekstra Karawitan, bukan hanya untuk siswanya namun para guru-gurunya juga antusias mengikutinya.
“Meskipun SMP Negeri 1 Sukodono bukan termasuk sekolah yang membuka Jalur KKSB (Kelas Khusus Seni dan Budaya). Namun kami memiliki kelas khusus juga, diantaranya seni tari, seni musik, seni lukis serta Tahfidz Al Qur’an,” tutur Kepala SMP Negeri 1 Sukodono, Ikromilah Yety Prastuti, S.Psi, M.Pd pada (30/4/2025) siang.
Oleh karena itu, kami mulai memfasilitasi kelas-kelas tersebut dengan menyediakan Sapras penunjangnya. Salah satunya adalah satu set gamelan lengkap, sebagai penunjang Ekstra Karawitan.
“Tentunya dengan support tersebut, guru dan anak-anak merasa antusias. Alhamdulillah saat ini ada Ekrtra Karawitan guru dan siswa di SMP Negeri 1 Sukodono sudah berjalan dengan baik. Semoga anak-anak dan warga sekolah bisa ‘nguri-nguri Budaya Jawi’ melalui ekstra karawitan,” ucap Bu Yeti_sapaan akrabnya.
“Jadi, khusus untuk siswa ekstra musik diwajibkan, sebagai kompetensi penguasaan alat, baik modern maupun tradisional,” tegasnya.
“Secara keseluruhan, kami memandang ekstrakurikuler karawitan sebagai sarana strategis untuk melestarikan budaya, membentuk karakter unggul peserta didik, serta meningkatkan kualitas pendidikan seni di SMP Negeri 1 Sukodono,” terangnya.
Dengan ekstra karawitan, harapan kami kedepannya, umumnya berfokus pada beberapa aspek penting, diantaranya bisa menumbuhkan karakter unggul peserta didik, seperti cinta budaya, gotong royong, disiplin, sopan santun, kemampuan berbahasa daerah, dan religiusitas pada peserta didik.
“Hal ini menjadikan sekolah sebagai tempat yang mampu mengembangkan potensi seni, sekaligus membentuk karakter yang bermartabat dan berbudi pekerti,” harapnya.

Lanjutnya, kedua, untuk pengembangan nilai-nilai luhur budaya bangsa, seperti, kebersamaan, kesabaran, kepemimpinan, tanggung jawab, kedisiplinan, sopan santun dan toleransi. Dengan demikian, siswa tidak hanya mahir dalam seni karawitan tetapi juga memiliki sikap yang lebih baik dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, untuk peningkatan kualitas dan kelancaran pelaksanaan kegiatan. “Kita berharap dengan adanya penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, seperti gamelan dan tempat latihan yang layak, serta dukungan guru pembina yang kompeten kegiatan ekstrakurikuler karawitan dapat berjalan lancar dan efektif,” harap Bu Yeti lagi.
Keempat, pengembangan kreativitas dan prestasi siswa. “Kami ingin kegiatan karawitan menjadi wadah yang dapat mengembangkan kreativitas siswa serta meningkatkan prestasi mereka dalam bidang seni tradisional, sehingga dapat menjadi sumber inspirasi dan kebanggaan bagi sekolah dan masyarakat,” inginnya.
Terpisah, guru pelatih Ekstra Karawitan SMP Negeri 1 Sukodono, Murlan, S.Sn menambahkan kalau keindahan seni karawitan bisa melibatkan indra perasa manusia. Hal ini bisa diamati dalam setiap nada gamelan membuat manusia mengikuti ketukannya.
“Antusias siswa untuk belajar seni tradisi, khususnya seni karawitan di SMP Negeri 1 Sukodono Sidoarjo tergolong aktif. Dikarenakan semua warga sekolah mulai dari Kepsek, Dewan Guru, Staf TU dan Karyawan sangat mendukungnya,” katanya.
“Jumlah siswa yang mengikuti ekstra seni karawitan sekitar 25 an. Proses belajarnya dilaksanakan seminggu sekali setiap hari Selasa pukul 15.00. Materi yang diajarkan pertama adalah teknik dasar tabuhan alat, semua alat gamelan, kemudian tetembangan,” jelas Pak Murlan guru yang aktif menggerakan bidang seni di Sidoarjo.
“Anak-anak diajari mulai dari dasar-dasar tembang meliputi titi Laras, setiap siswa harus bisa menguasai titi Laras, harus bisa menirukan nada-nada gamelan. Gamelan Laras Pelog dan Laras Slendro. Dan menariknya, semua alat sangat diminati oleh anak-anak,” ungkapnya.(mad)